Impor 3 Juta Ton Beras, Pemerintah Dinilai Serampangan
![Impor 3 Juta Ton Beras, Pemerintah Dinilai Serampangan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/cc884883a113f7366db3452967d23f2a.jpg)
RESEARCH Associate Center of Reform on Economics (CORE) dan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dwi Andreas Santosa mengkritik keputusan pemerintah yang mengimpor beras dalam jumlah yang besar.
"Ini yang kami kritik beberapa minggu terakhir terkait keputusan impor yang serampangan. Saya sampaikan media bahwa keputusan impor tahun 2023 yang totalnya 3,3 juta ton, tahun 2024 yang tahunnya saja belum mulai karena diputuskan di Desember itu 3 juta ton," kata Dwi di Jakarta pada Selasa (23/1).
Awalnya, ujar Dwi pemerintah hanya mengimpor sebanyak 2 juta ton untuk 2024, lalu akhirnya ada pernyataan lain bahwa sudah ada kontrak dengan Thailand 2 juta ton dan dengan India 1 juta ton.
Baca juga: Mahfud Md Singgung Janji Jokowi tidak Impor Pangan
"Ini kami sampaikan sebagai keputusan impor yang serampangan, tanpa dasar, tanpa data, tanpa perhitungan," tegasnya.
Apabila hal tersebut dilakukan, ia menilai petani menjadi pihak yang sangat disakiti atas keputusan impor tersebut. "Kita lihat saja seperti ini, perkiraan saya itu produksi padi naik sekitar 3 sampai 5 persen. Karena apa? PDB sektor pertanian itu terbesar pengusungnya padi, produksi padi," imbuh dia
Baca juga: Impor Beras Bentuk Kegagalan Pemerintah Wujudkan Swasembada
Pada 2023 mengapa pemerintah mengimpor sedemikian besar beras sampai 3,3 juta ton, dan yang masuk 2,7 juta ton, serta dari swasta sekitar 300 ribu ton, sehingga, ia menilai impor tahun 2023 ini lebih dari 3 juta ton dan ia menyebut bahwa itu adalah impor terbesar sepanjang 25 tahun terakhir.
"Kalau BPS menyatakan impor terbesar sepanjang 5 tahun terakhir, data saya menyatakan itu impor terbesar 25 tahun terakhir. Alasan impornya karena apa, berasumsi bahwa produksi nasional akan turun tajam karena El Nino, kenyataannya hanya turun 0,65 persen," tuturnya.
Untuk 2024, ujar Dwi, ia melihat ada potensi kenaikan produksi 2024 antara 0,9 sampai 1,5 juta ton, akan tetapi di sisi lain pemerintah telah memutuskan impor sebanyak 3 juta ton dan akan berdampak buruk kepada petani-petani Indonesia. (Fal/Z-7)
Terkini Lainnya
500 Warga Jakarta Terima Bantuan 2,5 Ton Beras dari PBB
Bapanas Tekankan Pentingnya Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah
HOKI Siapkan Capex Rp15 Miliar untuk Ekspansi Bisnis
Rencana Bulog Akuisisi Perusahaan Beras Kamboja Diapresiasi
KPK Siap Turun Tangan Dalami Persoalan Demurrage Beras Bulog
Soal Demurrage Beras Impor, Pakar Hukum: KPK Harus Periksa Bapanas dan Bulog
Produksi Beras belum Pulih Jelang Kemarau, Pengamat: Tidak Ada Jalan Lain Pemerintah Selain Impor Beras
Produk Sagu dan Singkong Bangka Diekspor ke Tiongkok dan Jepang
Stok Beras di Gudang Bulog Melimpah, Capai 1,4 Juta Ton
Pertanian Organik untuk Meningkatkan Produktivitas
1 Juta Ton Beras Impor Masuk Tahun Ini
Realisasi Impor Beras di 2024 Baru 1 Juta Ton
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap