Hilirisasi Bukan Jawaban dari Semua Permasalahan Indonesia
![Hilirisasi Bukan Jawaban dari Semua Permasalahan Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/bbce3fa7271972a0959f963f26a7bb5b.jpg)
PENGAMAT ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengungkapkan, hilirisasi bukan solusi dari semua persoalan yang dihadapi Indonesia. Dia tak menampik jika penghiliran memberikan nilai tambah pada satu komoditas tertentu, namun faktanya saat ini agenda tersebut justru lebih banyak menimbulkan dampak negatif.
Penghiliran industri dalam beberapa waktu terakhir dilakukan di Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara. Dua wilayah itu sedianya memang mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Akan tetapi di saat yang sama justru jumlah penduduk miskin di wilayah itu meningkat.
"Rendahnya lapangan pekerjaan baru dan tingginya angka kemiskinan itu mengindikasikan bahwa nilai tambah hilirisasi tidak dinikmati masyarakat setempat. Ironisnya, masyarakat setempat justru menanggung dampak kerusakan lingkungan akut dari pertambangan dan smelter nikel," kata Fahmy melalui keterangannya, Rabu (24/1).
Baca juga : Investasi Tinggi Tidak Diikuti dengan Serapan Tenaga Kerja Tinggi
Dia juga tak menampik hilirisasi nikel yang dilakukan pemerintah mendorong peningkatan nilai jual komoditas tersebut. Tercatat pada 2018 nilai ekspor biji nikel Rp15 triliun. Pada 2022 nilai ekspor nikel setelah menjadi produk setengah jadi meningkat menjadi Rp360 triliun.
Namun peningkatan nilai hilirisasi itu baru setara 30% dari nilai potensialnya. Sementara 70% peningkatan nilai hilirisasi itu, kata Fahmy, lebih banyak dinikmati oleh Tiongkok. Dus, gaungan hilirisasi yang disebut menguntungkan Indonesia patut dipertanyakan.
Baca juga : CSIS: Hilirisasi Bukan Jawaban atas Semua Masalah
"Nilai tambah hilirisasi nikel masih rendah, diperkirakan sekitar 30% dari nilai tambah yang dihasilkan hilirisasi, 70% nilai tambah dinikmati oleh investor Tiongkok. Lapangan pekerjaan baru yang diciptakan hilirisasi tidak begitu banyak lantaran investor mengusung tenaga kerja dari Tiongkok," kata dia.
Karenanya, Fahmy menilai hilirisasi bukan solusi atas persoalan yang ada di Indonesia. Sebab, upaya penghiliran industri itu pun masih menyisakan banyak permasalahan yang urung dituntaskan oleh pemerintah.
"Calon pemimpin seharusnya menyadari bahwa hilirisasi bukan lampu Aladin yang bisa menjadi solusi berbagai permasalahan bangsa," pungkasnya. (Z-5)
Terkini Lainnya
Dorong Peran Badan Usaha Keuangan dan Perbankan dalam Ekosistem Keuangan Berkelanjutan
Ekonomi Indonesia dan Timor Leste Bisa Tumbuh Bersama
Banggar dan Pemerintah Sepakati Asumsi Makro untuk RAPBN dan RKP 2025
Shopee Ungkap Tren Produk Lokal Favorit Paling Banyak Dicari di Seluruh Indonesia
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
DBS Perkirakan Rupiah masih Melemah di Kuartal III Tahun Ini
Hilang Tiga Hari, Bocah Perempuan Ditemukan Tewas Tenggelam di Sungai
Resep Sukses Raim Laode: 'Bersaing' dengan Diri Sendiri
Peningkatan Investasi di Sulawesi Tenggara Diyakini Bawa Dampak Positif
Dua Wisatawan asal Malang Tenggelam di Pantai Konawe Utara
Kendari Dilanda Banjir Langganan Lebih Parah, ini Dugaan Penyebabnya
Tertimpa Pohon akibat Helikopter Presiden, Warga Muna Dapat Santunan Rp10 Juta
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap