visitaaponce.com

74 Tahun BTN Berhasil Mendukung 4 Juta Lebih Masyarakat MBR Punya Rumah

74 Tahun BTN Berhasil Mendukung 4 Juta Lebih Masyarakat MBR Punya Rumah
Akad masal dari Bank BTN di Perumahan Puri Delta(MI/Agung Wibowo)

MERAYAKAN usianya yang ke-74, PT Bank Tabungan Negara (Persero) TBK (BTN) telah berhasil membuktikan kesetiaannya dalam menjalankan tanggung jawab memberikan pembiayaan perumahan, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dari total 5,2 juta unit rumah yang telah didanai BTN selama 74 tahun, sekitar 4,05 juta unit dinikmati oleh MBR melalui program KPR Subsidi.

Masuk usia yang matang pada 9 Februari kemarin, BTN terus berkontribusi sebagai bank fokus pembiayaan perumahan dan mengemban amanah untuk bisa mewujudkan mimpi rakyat Indonesia memiliki rumah impian. 

"Dengan bangga, kami telah menegaskan posisi kami sebagai bank yang paling aktif dalam menyediakan pembiayaan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sebagai mitra pemerintah, kami berkomitmen untuk berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kepemilikan rumah," ujar Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama Bank BTN, saat berbicara di Jakarta pada Jumat (9/2).

Baca juga : Sukuk untuk Pembiayaan Tapera Diluncurkan

Nixon menjelaskan bahwa tema perayaan HUT BTN yang ke-74 adalah 'Berperan Membangun Peradaban dan Memajukan Masa Depan Bangsa'. Tema ini dipilih karena banyak peradaban yang bermula dari keluarga-keluarga MBR yang telah mendapatkan pembiayaan dari BTN. Dalam beberapa tahun, banyak keluarga yang awalnya tergolong sebagai MBR telah mengalami kemajuan ekonomi, dan dari rumah-rumah yang didanai BTN, lahir generasi-generasi yang turut memajukan bangsa Indonesia.

"Sejumlah tokoh penting yang pada awal kariernya membangun rumah pertama melalui pembiayaan BTN telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa ini. Dari generasi-generasi tersebut, lahirlah sosok-sosok yang memiliki dampak positif bagi kemajuan Indonesia," tambahnya.

Dalam perkembangannya, Bank BTN terus mengembangkan portofolio bisnis pembiayaannya. Jika sebelumnya fokus pada pembiayaan rumah pertama, kini bank telah memperluas cakupan bisnisnya dengan menerapkan strategi Beyond KPR dalam dua tahun terakhir. Dengan strategi Beyond KPR, BTN secara proaktif mengeksplorasi potensi pembiayaan melalui cross-selling kepada nasabah captive, seperti Kredit Ringan Tanpa Agunan (Kring), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca juga : Skema Sewa Beli Bantu Milenial Punya Rumah di Tengah Kota

Nixon juga menyampaikan bahwa selain mengadopsi strategi Beyond KPR, BTN telah berhasil menerapkan serangkaian transformasi dalam beberapa tahun terakhir, yang telah membawa peningkatan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, pada tahun 2021, perusahaan berhasil melakukan transformasi untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.

“Dalam transformasi ini, kami berusaha mengoptimalkan kontribusi pada program KPR subsidi dan meningkatkan KPR Non Subsidi melalui Kerjasama Developer Agen Properti, Mengembangkan skema KPR yang menyasar generasi milenial,” paparnya.

Langkah transformasi selanjutnya, pada tahun 2022, Bank BTN menerapkan transformasi perluasan bisnis yang berbasis pada ekosistem perumahan. Dalam langkah transformasi ini, bank meningkatkan kredit high yield di luar hipotek melalui cross-selling kepada nasabah captive. Kemudian, pada tahun 2023, langkah transformasi yang diambil oleh bank adalah mengembangkan bisnis yang sejalan dengan era Disrupsi Digital untuk menguasai ekosistem perumahan.

Baca juga : Peminat KPR di Tanah Air Capai 75 Persen, Finloan Gencar Berikan Edukasi

“Dalam transformasi ini, kami Fokus pada Penghimpunan DPK Low Cost dengan meningkatkan CASA pada segmen Ritel dan Institusi serta membangun kapabilitas untuk peningkatan CASA pada wholesale banking,” terangnya.

Untuk tahun ini, Bank BTN akan menitikberatkan perhatian pada transformasi untuk memperluas cakupan bisnis dan menyediakan solusi keuangan yang terintegrasi. Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, perusahaan akan melakukan percepatan dalam penerapan digital banking dan digitalisasi proses secara masif, yang akan mendukung pengembangan bisnis berbasis ekosistem perumahan sebagai sumber pertumbuhan baru.

Dengan berbagai transformasi yang telah dan akan dilakukan oleh Bank BTN, Nixon dengan optimis mengatakan bahwa pada tahun 2025, perusahaan akan berhasil mencapai visi menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia. Untuk tahun mendatang, rencananya, Bank BTN akan melanjutkan transformasinya dengan menjadi One Stop Financial Solution dalam Ekosistem Perumahan.

Baca juga : BP Tapera Genjot Penyaluran FLPP 2023

“Dalam fase ini perseroan akan menggenjot peningkatan sumber fee berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management digital banking dan corporate,” kata dia.

Perubahan Model Bisnis Menunjukkan Dampak Positif

Lebih lanjut, Nixon menyampaikan bahwa sebagai hasil dari transformasi bisnis, perseroan mengalami perubahan pada model bisnis Kantor Cabang Pembantu (KCP). Sebelumnya, KCP BTN sebanyak 537 hanya berfungsi sebagai keberadaan yang biasa-biasa saja untuk melayani nasabah. Namun, sejak tahun 2022, model bisnis KCP telah diubah. Mulai tahun ini, KCP akan memiliki neraca dan laporan keuangan sendiri. Seperti buku rapot, angka-angka yang tercantum dalam neraca tersebut akan menjadi alat evaluasi kinerja KCP dan pegawai oleh manajemen.

Baca juga : Erick Thohir Apresiasi Langkah Bank BTN Permudah Atlet Sepak Bola Punya Rumah 

 

“Penilaian produktivitas KCP hanyalah bagian dari transformasi kantor cabang (branch transformasi) yang sudah berjalan di Bank BTN sejak April 2022. Melalui transformasi tersebut, kini KCP lebih fokus pada bisnis (kontribusi margin) ketimbang operasional,” katanya. 

Baca juga : Laba BTN Syariah Capai Rp281,21 Miliar di Semester I 2023

Dengan penekanan lebih pada aspek bisnis, organisasi Kantor Cabang Pembantu (KCP) mengalami perubahan. Kini, KCP dibagi menjadi tiga jenis bisnis: umum, konsumer, dan sub-cabang UMKM. Transformasi tidak hanya melibatkan perubahan model bisnis dan jenis KCP, tetapi juga melibatkan penyelarasan Key Performance Indicators (KPI). Mulai tahun ini, semua KCP dapat diukur dalam kontribusinya terhadap profitabilitas perusahaan. "Setiap bulan, produktivitas KCP kami akan dinilai," ungkapnya.

Sebelumnya, manajemen hanya mengukur volume bisnis tanpa mengukur secara spesifik kontribusi profitabilitas setiap KCP. Dalam menjalankan model bisnis baru ini, KCP diingatkan untuk tidak hanya mengejar pertumbuhan aset, tetapi juga bertanggung jawab apakah pertumbuhan tersebut menghasilkan profitabilitas yang baik atau tidak. Selain itu, KCP didorong untuk mengendalikan risiko kredit (NPL). Nixon menyatakan, "Jika hanya pertumbuhan tanpa manajemen risiko yang baik, tentu itu tidak menguntungkan bagi perusahaan."

Penting juga bagi KCP untuk memperhatikan pengendalian biaya, karena hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas. "Jangan hanya mengeluarkan biaya tanpa mempertimbangkan berapa return yang dihasilkan," tambahnya.

Baca juga : Digelar di 8 Titik, Rumah Property Expo Targetkan Marketing Sales Rp200 Miliar

Dengan perubahan model bisnis KCP, Nixon menegaskan bahwa jumlah KCP yang tergolong sangat produktif dan produktif mencapai 257 unit. Meskipun angka ini masih jauh dari jumlah total KCP yang mencapai 537 unit saat ini, perubahan ini dianggap sebagai momentum yang signifikan untuk meningkatkan kinerja perseroan. Dengan berbagai transformasi ini, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, posisi laba BTN yang saat ini berada di peringkat kedelapan, dapat naik ke peringkat kelima, sejalan dengan posisi aset. (Z-10)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat