Kemenkeu Inflasi Maret 2024 Masih Terkendali
![Kemenkeu: Inflasi Maret 2024 Masih Terkendali](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/f2e98fb8c164ad792eec3bce2d9861d9.jpg)
KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan, tingkat inflasi Maret 2024 yang naik menjadi 3,05% dinilai masih terkendali. Sebab, kenaikan tersebut banyak didorong faktor musiman Ramadan dan Idul Fitri.
"Peningkatan ini dipengaruhi oleh kenaikan harga dari sebagian besar komoditas pangan pada masa Ramadan. Secara historis, pada masa Ramadan dan Idul Fitri terjadi peningkatan permintaan musiman yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga," kata dia seperti dikutip dari siaran pers, Senin (1/4).
Febrio menambahkan, pemerintah tetap mewaspadai tren kenaikan harga pangan yang sampai saat ini masih terjadi. Sebab, secara tahunan, inflasi pangan bergejolak (volatile food) bergerak meningkat menjadi 10,33% (yoy), dari 8,47% (yoy) pada Februari 2024.
Baca juga : Kemenkeu: Inflasi Maret Terkendali dengan Baik
Peningkatan itu didorong oleh naiknya harga komoditas, seperti beras, daging dan telur ayam ras, cabai merah, dan bawang putih. Di tengah produksi pangan yang terkendala dan mundurnya panen raya, kata Febrio, pemerintah terus mengupayakan stabilisasi pasokan dan harga untuk menjamin akses pangan masyarakat.
Inflasi inti pada Maret 2024 juga turut mengalami peningkatan sebesar 1,77% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan Februari 2024 (1,68% yoy). Beberapa kelompok pengeluaran mengalami peningkatan, diantaranya makanan, penyediaan makanan/minuman, perawatan pribadi, pendidikan, dan kesehatan.
Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah (administered price) turun menjadi 1,39% (yoy), dari 1,67% (yoy) di Februari 2024. Meskipun cukup rendah namun tekanan inflasi pada sektor transportasi tetap perlu diwaspadai seiring dengan peningkatan mobilitas saat musim mudik lebaran.
Baca juga : Inflasi Harga Pangan Bergejolak masih Naik
"Pemerintah akan terus berupaya memitigasi risiko gejolak pada masa Ramadan dan Idul Fitri, terutama dalam mengendalikan harga pangan dan tarif transportasi," terang Febrio.
Dia menambahkan, stabilisasi pasokan terus dilakukan untuk menjaga kecukupan stok domestik dan keterjangkauan harga, antara lain melalui operasi pasar dan pasar murah, percepatan pengadaan impor, relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras dan penyaluran beras SPHP, serta melakukan koordinasi pengendalian inflasi HBKN di seluruh daerah.
"Inflasi diharapkan dapat melandai seiring koreksi harga pasca HBKN dan dukungan kebijakan stabilisasi harga pangan yang terus konsisten dilakukan oleh pemerintah," pungkas Febrio. (Mir/Z-7)
Terkini Lainnya
Paling Lambat Akhir Juni 2024, Begini Cara Padankan NIK dengan NPWP
Gubernur BI Lapor Ke Presiden, Nilai Tukar Rupiah Segera Menguat
Ke Mana Larinya Iuran Tapera?
Kemenkeu Belum Keluarkan Aturan Pengelolaan Dana ASN oleh BP Tapera
Rumah Tapak Paling Diminati
Pengamat: Bea Cukai Milik Publik, Harus Jaga Martabat dan Wibawa
Kementan Berikan Bantuan kepada Para Petani Muda di Daerah
Penurunan Produksi Sebabkan Kenaikan Harga Pangan
Kelurahan Cikerai Kota Cilegon Raih Juara 3 Lomba Germas SAPA Tingkat Nasional 2024
Keamanan Pangan Berkorelasi Erat dengan Kesehatan Masyarakat
Impor Indonesia Naik, Pengamat Sebut hanya Musiman
Jokowi Sebut Dunia Menuju Neraka Iklim dalam 5 Tahun Mendatang
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Puncak Haji Berbasis Fikih
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap