visitaaponce.com

Inflasi Harga Pangan Bergejolak masih Naik

Inflasi Harga Pangan Bergejolak masih Naik
Pengunjung tengah memilih telur yang dijual secara grosir di pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (8/9/2023).(MI/Usman Iskandar)

MOMENTUM pemulihan ekonomi global berlanjut, meski masih dibayangi oleh fragmentasi politik dan ketidakpastian. Hal ini memicu masih berlanjutnya gangguan pada sisi suplai yang menyebabkan inflasi di berbagai negara masih berada di atas perkiraan pasar.

Di tengah tekanan global, perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada Februari 2024 tercatat sebesar 2,75% (YoY) ditopang oleh inflasi inti yang rendah sebesar 1,8% (YoY) dan inflasi administered price yang turun menjadi 1,67% (YoY).

Di sisi lain, inflasi volatile food atau harga pangan bergejolak masih meningkat ke 8,47% (YoY). "Ini terjadi akibat dampak fenomena El Nino, faktor musiman, dan pergeseran musim tanam yang terutama terjadi pada komunitas beras dan cabai merah," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono pada Leaders Talk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di wilayah Kalimantan Timur, Rabu (27/3).

Baca juga : Bank Indonesia Proyeksikan Inflasi 2024 Capai 3,20%

Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi IHK 2024 tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5% plus minus 1%. Inflasi inti diperkirakan terjaga seiring dengan ekspektasi inflasi yang terjangkau dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar, dan dapat merespons permintaan domestik. 

Dukungan lain yaitu inflasi barang impor (imported inflation) yang rendah sejalan dengan stabilnya nilai tukar, serta dampak positif faktor struktural terkait berkembangnya digitalisasi. Namun, semua pihak tetap harus bekerja lebih keras lagi dalam mengawal inflasi di 2024, termasuk di periode besar keagamaan nasional (HBKN).

Secara histori, selama HBKN Ramadan dan Idul Fitri, terdapat potensi peningkatan harga pangan seiring meningkatnya permintaan masyarakat. Dengan musim panen yang diperkirakan berlangsung di akhir Maret dan April 2024, pemerintah berharap bahwa realisasi inflasi pada HBKN Ramadan dan Idul Fitri yang dalam beberapa tahun terakhir terkendali akan kembali dapat diwujudkan pada tahun ini.

Oleh karena itu, sejumlah tantangan penting untuk diantisipasi. Dari sisi pasokan dan distribusi, kondisi curah hujan yang tinggi, dan pemenuhan komoditas pangan impor perlu menjadi perhatian bersama, agar tidak memberikan tekanan inflasi lebih lanjut.

Sejumlah permasalahan struktural seperti fluktuasi produksi antarwaktu dan antardaerah juga terus diupayakan solusinya melalui sinergi tim pengendali inflasi pusat dan daerah (TPIP dan TPID). Secara khusus di Kalimantan, sejalan dengan potensi peningkatan permintaan sebagai dampak masifnya pembangunan proyek strategis nasional (PSN), termasuk ibu kota Nusantara (IKN), upaya penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok menjadi krusial, untuk memastikan stabilitas harga dan ketahanan pangan di wilayah Kalimantan. (Z-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat