Pemerintah Dinilai Miliki Dua Opsi Tangani Kenaikan Harga Minyak
![Pemerintah Dinilai Miliki Dua Opsi Tangani Kenaikan Harga Minyak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/162d68ca96eb18576468ddcc1a2acaf8.jpg)
LANGKAH pemerintah mempertahankan subsidi bahan bakar minyak (BBM) merupakan solusi temporer. Kenaikan harga minyak dunia pada akhirnya hanya akan menyisakan dua opsi bagi pengambil kebijakan, yaitu menambah kuota subsidi atau menaikkan harga bensin.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira saat diminta pandangannya perihal keputusan pemerintah mempertahankan subsidi BBM hingga Juni 2024. "Begitu harga minyak naik lebih dari 7% sampai 9% dibanding harga tahun lalu dan rupiah melemah makin dalam, tidak ada opsi selain kurangi kuota atau harga dinaikkan," kata dia.
Dua opsi yang ada, kata Bhima, juga bukan pilihan yang tak membawa dampak ikutan. Jika kuota subsidi BBM ditambah, otomatis anggaran belanja subsidi harus diperbesar dan menambah beban fiskal.
Baca juga : Motoris Bantu Pemudik Kehabisan Bensin Imbas Macet Arus Balik
Sementara jika kuota subsidi BBM dikurangi, atau menaikkan harga, dampak akan terasa langsung kepada masyarakat. Salah satu yang sering terjadi akibat pengurangan kuota subsidi ialah mengularnya antrean dan kenaikan harga-harga kebutuhan lain.
Namun besar kemungkinan pemerintah bakal mengambil opsi mengurangi kuota subsidi BBM alias menaikkan harga bensin. Pasalnya, sejauh ini tak ada gelagat dari pengambil kebijakan untuk mempertahankan subsidi BBM lebih lama.
"Kalau pemerintah memang ingin menahan harga BBM, konsekuensinya perlu segera buat APBN perubahan untuk menggeser berbagai belanja ke penambahan subsidi energi. Sampai sejauh ini pun belum ada obrolan APBN perubahan," kata Bhima.
Baca juga : Lonjakan Harga Minyak Dunia Melonjak, Pertamina Jamin Harga BBM Stabil
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sejauh ini pemerintah telah bulat untuk mempertahankan subsidi BBM hingga Juni 2024. Itu diambil meski saat ini harga minyak dunia mengalami kenaikan imbas meningkatnya tensi geopolitik Iran-Israel.
Pemerintah juga sudah mengaku mempertahankan subsidi bakal menambah beban keuangan negara. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, setiap kenaikan harga minyak per US$1 akan berdampak pada kenaikan subsidi dan kompensasi untuk BBM di dalam negeri sekitar Rp3,5 triliun-Rp4 triliun.
Kondisi itu juga kian menantang lantaran nilai tukar rupiah tengah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat. Pelemahan itu berimbas pada biaya impor yang akan meningkat lebih tinggi. (Z-2)
Terkini Lainnya
Pemerintah Diminta Kaji Ulang Pembiayaan yang tidak Berdampak ke Masyarakat
Pemerintah Tegaskan Harga Pertalite dan Solar tidak Berubah
Menteri ESDM Ungkap Ada Usulan Harga Pertalite Naik
Jangkau Wilayah Terpencil, Legislator Apresiasi Distribusi BBM Sampai Pelosok
Anggota Komisi VI DPR Ingatkan Distribusi Energi Harus Dikelola dengan Baik
Rupiah Terpuruk, Impor Minyak RI Semakin Tertekan
Pemerintah Pastikan Belum Ada Pembahasan Penaikan Harga BBM
Program Subsidi Motor Listrik Dinilai belum Optimal
Kebijakan Pengurangan Emisi Sektor Industri Perlu Implementasi Konsisten
Subsidi Energi Diusulkan Naik Tahun Depan
Subsidi Listrik Tidak Tepat Sasaran, DPR Cecar Pemerintah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap