visitaaponce.com

Pemerintah Terus Berupaya Kendalikan Impor Indonesia

Pemerintah Terus Berupaya Kendalikan Impor Indonesia
Foto udara aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor dan impor di Terminal Peti Kemas (TPK) Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang(ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

JURU Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya untuk mengendalikan impor di tengah tantangan ekonomi saat ini. Berbagai kebijakan telah dilakukan sepanjang tahun ini, meski impor Indonesia pada Mei 2024 mengalami kenaikan 14,82% dibandingkan April lalu.

"Pemerintah terus berupaya untuk pengendalian impor di tengah tantangan ekonomi saat ini," ujarnya kepada Media Indonesia, Kamis (20/6).

Haryo menerangkan upaya pengendalian impor yang dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi domestik. Hal itu untuk mengurangi ketergantungan pada impor, seperti mendorong sektor industri untuk meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi. "Dilakukan juga melalui implementasi TKDN untuk mendorong penyerapan produksi dalam negeri," imbuhnya.

Baca juga : Pemerintah akan Perkuat Ekonomi Domestik

Selain itu, ada pula regulasi dan kebijakan impor untuk mengurangi ketergantungan pada barang-barang impor. Kemudian insentif untuk industri lokal untuk meningkatkan produksi barang-barang substitusi impor.

"Ini termasuk pengurangan pajak (tax allowance, tax holiday), subsidi, dan kemudahan akses pembiayaan untuk perusahaan yang beroperasi di sektor-sektor strategis," kata dia.

Lebih lanjut, Haryo menegaskan bahwa kenaikan impor di bulan Mei lebih disebabkan faktor musiman pasca libur panjang lebaran yang berlangsung pada bulan April. Nilai impor Mei 2024 mencapai 19,40 miliar dolar AS atau naik 14,82% dibandingkan April 2024. Pada periode ini terjadi peningkatan impor khususnya pada kelompok non-migas, sedangkan kelompok migas mengalami penurunan nilai impor.

Baca juga : Ketergantungan Konsumsi Dalam Negeri Sebabkan Impor Indonesia Naik

Menurutnya, perusahaan biasanya akan meningkatkan impor menjelang lebaran untuk mengantisipasi kenaikan permintaan serta akan mengurangi impor ketika lebaran untuk menghabiskan stock yang ada. Ini terlihat dari penurunan impor di bulan April sebesar 5,93% (mtm) yang disusul oleh kenaikan impor 14,82% (mtm) di bulan Mei.

"Mengingat mayoritas impor merupakan bahan baku/penolong (73,16%) dan barang modal (17,35) maka ini dapat mensinyalkan kenaikan aktivitas produksi sehingga dapat turut menopang pertumbuhan di kuartal-II 2024 ini," ucapnya.

"Meskipun ada peningkatan secara bulanan di Mei 2024, nilai impor secara tahunan mengalami penurunan 8,83% dibandingkan Mei 2023. Penurunan impor juga terlihat di golongan barang konsumsi (turun 16,19% yty), bahan baku/penolong (turun 7,51% yty), dan barang modal (turun 10,13% yty)," tambah Haryo.

Baca juga : Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Airlangga Hartarto Tinjau Langsung Pelabuhan Tanjung Priok

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Mei 2024 mencapai 19,40 miliar dolar AS. Nilai ini naik 14,82% dibandingkan April 2024 dengan sektor non-migas menjadi penyumbang terbesar senilai 16,65 miliar dolar AS atau naik 19,70% dibandingkan April 2024.

Ekspor Indonesia juga meningkat sebesar 13,82% secara bulanan (month to month/mtm) menjadi 22,33 miliar dolar AS dibanding bulan April 2024 yang sebesar 19,62 miliar dolar AS. (Van/Z-7)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat