visitaaponce.com

Bereskan Kemacetan, GMP Cari Solusi Bareng Unpad

Bereskan Kemacetan, GMP Cari Solusi Bareng Unpad
Kemacetan terjadi di kawasan jalan Benyamin Sueb arah Pekan Raya Jakarta (PRJ) Jiexpo, Kamis (29/6/2023).(MI/ADAM DWI)

MASALAH kemacetan dinilai menjadi persoalan jamak di kota-kota besar. Generasi Melek Politik (GMP) berupaya mencari solusi bersama Universitas Padjajaran (Unpad), untuk menuntaskan masalah kemacetan.

“Maka dari itu, dengan isu tersebut sudah seharusnya kota-kota besar di Indonesia untuk mulai mencari cara dalam membenahi sistem transportasi yang efektif dan terintegrasi,” kata pegiat transportasi Adriansyah Yasin Sulaeman dalam program Academia Politica gagasan GMP dan Unpad, yang dikutip Jumat, 5 Juli 2024.

Menurut dia, kemacetan berkaitan erat dengan isu sosial dan lingkungan. Seharusnya, ada kesadaran bersama terkait masalah ini, terutama bagaimana kemacetan menymbang buruknya emisi di perkotaan.

Baca juga : ITS Asia Pacific Forum 2024 Resmi Ditutup, Disebut Salah Satu Penyelenggaraan Forum Terbaik

Dosen Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Mudiyati Rahmatunnisa mencontohkan kemacetan di Bandung. Menurut dia, ada peningkatan kemacetan yang diakibatkan meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor.

"Tidak hanya itu, kecepatan lalu lintas jalan di kota metropolitan Bandung telah mencapai 11 km/jam, di mana sangat berada jauh di bawah batas ideal yakni 20 km/jam,” jelas dia.

Akibatnya, kata Mudiyati kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas setara dengan kurang lebih Rp4,63 triliun/tahun. Ahli planologi dan praktisi tata transportasi, Amanda Deviana, melihat penanggulangan kemacetan perlu kolaborasi antarpihak.

Baca juga : Kesiapan Menghadapi Potensi Kemacetan di Mudik Lebaran 2024 Harus Menjadi Perhatian

“Penataan sarana transportasi perkotaan juga patut memperhatikan tiga hal yaitu integrasi moda transportasi massal karena moda transportasi tidak bisa berdiri sendiri; fasilitas pejalan kaki dan pesepeda yang tersedia di setiap trotoar dengan kondisi yang aman, layak, dan nyaman; implementasi kebijakan dari pemerintah untuk membantu mensukseskan permasalahan kemacetan di kota,” beber dia.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Yayasan Partisipasi Muda, Neildeva Despendya Putri, berharap program Academia Politica mampu mendorong anak muda memahami pentingnya politik di kehidupan sehari-hari. Menurut dia, setiap partisipasi politik akan berdampak pada kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

“Politik agar menjadi relevan dengan anak muda, Academia Politica dirancang dengan tema visual yang sedang menjadi tren budaya populer seperti misalnya Barbie, Squid Game, Harry Potter, dan Avatar,” kata Neildeva.

Neildeva percaya, Academia Politica mampu memberikan pengalaman perumusan kebijakan publik dari kacamata masing-masing stakeholder seperti NGO sampai Pemerintah. Tujuannya, untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin muda Indonesia, agar ketika duduk di bangku pemimpin, mereka paham bahwa isu lingkungan adalah isu prioritas untuk bumi kedepannya.

“Academia Politica adalah ruang aman dan tempat belajar anak muda untuk berpartisipasi aktif dengan mendapatkan kemampuan agenda setting, negosiasi, argumentasi, hingga membuat rekomendasi kebijakan atau policy brief,” dia memungkasi. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat