visitaaponce.com

Industri Mode Hadapi Tantangan, Desainer Keluhkan Persaingan tidak Sehat

Industri Mode Hadapi Tantangan, Desainer Keluhkan Persaingan tidak Sehat
Desainer Hartono Gan(Dok.Meilani Teniwut )

INDUSTRI mode di Indonesia terus mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap dunia fesyen. Namun, di balik gemerlapnya panggung fesyen, terdapat tantangan-tantangan besar yang dihadapi oleh para desainer.

Dalam sebuah acara diskusi, Hartono Gan, seorang desainer ternama, menyampaikan keprihatinannya terhadap perkembangan industri fesyen saat ini. Ia mengungkapkan bahwa desainer harus berjuang lebih keras untuk membuat karya-karya yang diminati, dengan berbagai strategi seperti menggunakan gimik dan konten yang menarik serta membayar pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan ulasan yang positif.

"Tantangan ini juga yang membuat desainer tuh, susah untungnya. Kalau lihat sekarang baju desainer enggak kaya dulu, ratusan ribu sudah dijual biar laku, enggak ada untungnya dan ini bikin persaingan enggak sehat," ungkap Hartono.

Baca juga : Didukung Tokopedia, Erigo-X Hadir di Panggung 'New York Fashion Week'

Menurutnya, persaingan yang tidak sehat ini membuat para desainer sulit untuk meraih keuntungan yang cukup dari hasil karyanya. Bahkan, ia menyatakan bahwa untuk desainer yang baru merintis, sulit untuk membeli barang mewah sebagai imbalan dari hasil karyanya.

"Dulu saya berangkat dari jual baju Rp1,5 juta, hanya ikut satu show kemudian di show berikutnya saya bisa jual baju saya sampai 15 juta. Dulu patokannya desainer mau punya barang mewah itu gampang, kalau sekarang susah karena untungnya sedikit banget," tambahnya.

Hartono juga menyinggung tentang strategi pemasaran, di mana ia lebih memilih untuk mendapatkan dukungan dari artis secara gratis daripada membayar Kolaborator atau Influencer. Menurutnya, strategi ini lebih efektif untuk meningkatkan penjualan dan eksposur mereknya.

Baca juga : Deretan Desainer Fesyen Ternama Ini Ikut Ramaikan Koleksi Jade Jakarta

"Saya lebih rela gratisin artis tapi ada untungnya ketimbang bayar KOL banyak terus enggak balik juga modalnya. Dulu baju saya dipakai Bunga Citra Lestari followers saya langsung naik 10 ribu, baju saya banyak yang laku, jadi menurut saya itu lebih efektif untuk bisnis," jelasnya.

Dengan harapan agar industri fesyen bisa membaik di tahun yang akan datang, Hartono menekankan pentingnya fokus pada kualitas karya dan pengakuan dari para pemegang otoritas di industri tersebut.

"Saya pengen keadaan terkendali, setidaknya seperti dulu yang setiap desainer fokus bikin karya kemudian disambut fashion editor yang mewartakan karya kita dan bilang bagus atau enggak bagus. Terus, kalau fashion show setiap mata tertuju pada karyanya bukan karena gimik atau KOL hingga artis yang datang di show tersebut," pungkasnya. (Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat