visitaaponce.com

Arei Bersama Penggiat Alam Harley Sastha Garap Film Dokumenter Majestic Tambora

Arei Bersama Penggiat Alam Harley Sastha Garap Film Dokumenter Majestic Tambora 
Penayangan Dokumenter Majestic Tambora(Dok. Arei)

PRODUSEN lokal peralatan pecinta alam dan traveler, Arei membuat gebrakan baru dengan menghasilkan karya dokumente berjudul Majestic Tambora. Dalam project ini, Arei berkolaborasi dengan penulis, penggiat alam, Harley Sastha, yang bertindak selaku konseptor sekaligus produser semi dokumenter berdurasi kurang lebih 30 menit. 

Majestic Tambora menceritakan napak tilas perjalanan Heinrich Zollinger, seorang ahli botani berkebangsaan Swiss, yang pernah datang ke Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 1847 untuk melakukan riset usai meletusnya Gunung Tambora dimasanya. 

CEO dan Co-CEO Arei Outdoor Gear, Billy Andreas Budijanto dan George Johanes Budijanto mengatakan, Arei akan terus mendukung pelestarian alam di Indonesia baik dalam bentuk sponsor maupun dukungan prasarana bagi para pendaki layaknya membuat shelter emergency diberbagai pegunungan ataupun lokasi wisata alam di Indonesia. 

“Adalah suatu kehormatan bagi Arei bisa bekerja sama dengan penggiat alam Harley Sastha yang sudah dikenal luas dikalangan pecinta alam Indonesia. Konsep dan ide yang dituangkannya dalam dokumenter Majestic Tambora tujuannya sama dengan visi kami, yakni sama-sama berkomitmen peduli terhadap lingkungan alam di seluruh Indonesia. Arei harus menjadi perahu untuk para pecinta alam untuk menjaga dan merawat kelestarian alam kita. Untuk itu kami wajib mendukung setiap program edukasi dan juga budaya Indonesia yang terkait dengan potensi wisata alam dan pegunungan di Tanah Air kita yang sangat indah,” kata Billy Andreas Budijanto dalam keterangan tertulisnya. 

Film dokumenter  Majestic Tambora untuk menunjukkan budaya, edukasi dan juga keindahan potensi alam Indonesia. Konon dikatakan bahwa letusan kolosal gunung Tambora di Semenanjung Sanggar, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada 10 April 1815 silam, dikenal luas menjadi salah satu letusan gunung api terbesar di dunia dalam sejarah manusia modern, Sebagaimana yang diceritakan oleh pendaki pertama Tambora pascaerupsinya, Henrich Zollinger seorang naturalis dan ilmuwan dalam catatan jurnal penelitiannya terhadap letusan gunung Tambora yang melegenda. 

Baca juga : Jennifer Lopez Perankan Kat Valdez dalam Film Marry Me

“Dokumenter Majestic Tambora adalah awalan dari dukungan nyata Arei untuk Indonesia dalam dokumentasi bertemakan alam sekaligus juga bentuk penghormatan bagi para pecinta alam diseluruh Indonesia yang mau menjaga kelestarian lingkungan. Dukungan dari Arei Outdoor Gear tidak akan berhenti sampai disini, kita akan buat materi lain yang dapat mendukung setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian alam Indonesia.  Selain itu kami akan melanjutkan perjuangan untuk membuat Shelter Emergency di salah satu wilayah pegunungan Indonesia yang sebentar lagi akan kami rilis” ucap Co CEO Arei, George Johanes Budijanto. 

Dalam menggarap dokumenter Majestic Tambora, Harley Sastha menjelaskan, sebagai pendaki gunung dan travel writer, Gunung Tambora mempunyai tempat khusus dalam diri dirinya. Tidak heran kalau ia berkali-kali mendakinya melalui jalur yang berbeda. Namun kali ini, Ia memulai pendakiannya dengan menelusuri route Henrich Zollinger di Piong, kemudian mendatangi Doroncanga, Pancasila dan Kawinda To’i. Dengan tujuan untuk mencari jawaban dari pertanyaan, benarkah letusan Tambora begitu dahsyatnya. 

“Salah satu pesan yang tersirat adalah menyadarkan kembali bahwa taman nasional yang ada di Indonesia seperti Gunung Tambora, punya segudang cerita sejarah dunia yang sangat penting. Proses pengambilan gambarnya ada ditiga lokasi yakni Gunung Tambora, Jakarta dan Bandung dan perlu waktu hampir dua tahun saya meneliti sekaligus membuat dokumenter ini. Tidak berlebihan rasanya, kalau Gunung Tambora dikatakan sebagai salah satu ‘laboratorium gunung api dunia’, yang menyimpan banyak misteri untuk dapat dipecahkan secara sains. Letusan Tambora juga bisa dikatakan sebagai salah satu asset bangsa yang potensial dan berdampak luas, mengingat sejarah panjang Tambora yang unik serta kekayaan potensi yang dimilikinya, “ ujar Harley Sastha. 

Sejauh ini, dokumenter Majestic Tambora telah diputar dan turut disaksikan oleh tokoh-tokoh pecinta alam pada akhir Januari lalu di Perpustakaan Nasional Jakarta. Kedepannya Arei juga akan menggelar pemutaran dokumenter tersebut di seluruh toko Arei dan juga keberbagai komunitas pecinta alam lainnya diseluruh Indonesia. (RO/OL-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat