MAJA Labs Hadirkan Karya Seni Digital di Art Moments Jakarta 2022
SALAH satu pameran seni terbesar di Indonesia, Art Moments Jakarta resmi dibuka dari 4-6 November 2022. Pameran digelar di Grand Ballroom Sheraton Jakarta Grand Gandaria City Hotel dan Gandaria City Hall. Selain karya seni dalam bentuk fisik, ada karya seni digital berupa
non-fungible tokens (NFT) juga ditampilkan dalam pameran ini.
Di edisi kelima pameran seni Art Moments Jakarta ini ada gebrakan spesial yang dihadirkan oleh MAJA Labs bersama dengan Galeri Zen1. MAJA Labs x Galeri Zen1 tidak hanya menampilkan seni murni, melainkan seni digital untuk mempresentasikan karya milik maestro I Made Wianta 'The
Flying Triangle'. MAJA Labs menghadirkan karya tersebut dalam bentuk Virtual Reality (VR) sekaligus menjadi seni digital berbentuk VR pertama di Indonesia.
"Saya berharap dengan kolaborasi yang kami lakukan, MAJA Labs X Galeri Zen1 ini bisa memicu kreativitas kreator lain untuk bisa berkolaborasi dengan imajinasi tak terbatas ke ruang luring, dan langsung dirasakan oleh pengunjung," ungkap Founder MAJA Labs, Adrian Zakhary dalam rilisnya, yang diterima Minggu (6/11).
Menurut Adrian, tidak hanya menghadirkan karya seni dalam bentuk VR, MAJA Labs juga menggaet seniman muda asal Bali Raka Jana untuk memamerkan NFT bertajuk "Misteri Segitiga". Karya ini dihadirkan sebagai respon dari karya lukis maestro I Made Wianta yang bertema The Flying
Triangle. Selain itu MAJA Labs juga pamerkan NFT karya Eudea Studio yang juga hadir merespon karya I Made Wianta.
"I Made Wianta yang dikenal sebagai seorang seniman kelas dunia, maestro seni lukis asal Bali meninggal di tahun 2020 ketika usianya 70 tahun. Puluhan tahun dirinya berjibaku di dunia seni, karya-karya I Made Wianta juga didokumentasikan dalam beberapa buku," jelasnya.
Pameran seni lukis bertema The Flying Triangle karya I Made Wianta ini ditampilkan di Lobby Gandaria City dengan desain penataan booth yang spesial. Hal ini membuat layout pameran berbentuk The Flying Triangle jika dilihat dari atas.
Adrian juga memaparkan bahwa dalam kegiatan di dunia Web3 ini tak hanya berfokus pada keuntungan melainkan juga value dari karya itu sendiri. Ia berharap karya seni digital mampu membangkitkan ekonomi digital di Indonesia.
"Indonesia merupakan salah satu pasar digital terbesar di dunia. Sebab itu potensi ekonomi digital yang besar ini jangan lagi hanya dimanfaatkan pihak luar, kita juga mampu bersaing. Salah satu kuncinya adalah dengan kolaborasi, misalnya dengan membuat sosial media berbasis
blockchain yang minimal bisa kita gunakan di komunitas kita sendiri," lanjutnya.
Adrian menyebut bahwa seni dan digital saat ini menjadi dua hal yang tak bisa terpisahkan. Dirinya berharap ekosistem Web3 di Indonesia terus tumbuh dengan beragai inovasi yang dilakukan. Tentunya hal tersebut memerlukan komitmen serta dukungan dari banyak pihak. (OL-13)
Terkini Lainnya
Harry Kiss, Ayah Vidi Aldiano Pamerkan Audio Painting di PIM
Yuk Mengenal Aliran Naturalisme dalam Seni Lukis
Ini Aliran Seni Lukis yang Populer Hingga Sekarang
Pameran dan Kompetisi Filateli Internasional Digelar di Pos Bloc Jakarta
Undana Gelar International Education Fair 2024
Memasuki Pekan Kedua, Jakarta Fair telah Dikunjungi Lebih dari 1 Juta Orang
Pameran Fotografi dan Desain Grafis UFOFest 2024 Bertema UNSEEN Sukses Digelar
Langkah Praktis Mengolah Mandu Beku Jadi Camilan Lezat
BMC jadi Wadah Promosi Para Pelaku UMKM di Cianjur
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap