visitaaponce.com

Akting Christine Hakim di The Last of Us Disebut Warganet Pantas Dapat Emmy

Akting Christine Hakim di The Last of Us Disebut Warganet Pantas Dapat Emmy
Christine Hakim di sesrial The Last of Us(Instagram @christinehakimofficial)

HANYA tampil kurang dari 10 menit, namun aktris kawakan Indonesia Christine Hakim yang berlaga di serial televisi HBO The Last of Us mampu meninggalkan kesan mendalam bagi para penonton.

Aktris Indonesia berusia 66 tahun itu mendapatkan pujian atas penampilannya di episode terbaru serial televisi HBO yang sangat dinantikan, The Last of Us, sebuah adaptasi dari video game survival horror PlayStation yang populer.

Episode yang ditayangkan pada tanggal 22 Januari menampilkan Jakarta pada tahun 2003, di awal wabah Cordyceps, jamur yang menginfeksi otak lalu mengubah korban menjadi kanibal atau zombie.

Dalam adegan pembuka episode tersebut, karakter Hakim, merupakan seorang ahli dalam studi jamur. Ia mengetahui wabah virus yang akan datang dan menyarankan seorang perwira militer, diperankan oleh aktor Indonesia Yayu Unru, mengebom kota untuk mencegah penyebarannya.

Para penikmat serial pun memuji aktingnya. Mereka menyebut ketakutan yang ditampilkan Christine Hakim begitu nyata namun tak berlebihan. Ketakutan yang juga dirasakan oleh penonton semua karena akting Christine Hakim.

Pengguna Twitter Aimee Carrero mencuit, "Berikan aktor ini Emmy untuk adegannya saat duduk di sofa".

Christine Hakim sudah tak asing lagi bagi khalayak Indonesia dan kini merambah dunia. Ia juga pernah menjadi bagian dari panel juri Festival Film Cannes bersama bintang Malaysia Michelle Yeoh pada tahun 2002 dan mendapat peran kecil dalam film tahun 2010 Eat, Pray, Love sebagai Wayan, seorang penjual jamu Bali atau penjual minuman herbal lokal.

Warganet Indonesia pun dengan bangga menyebut Christine Hakim sebagai salah satu aktor berprestasi di negara ini. Masyarakat pun bangga atas pemilihan Christine dan Yayu di serial tersebut.

“Sebagai penggemar berat game The Last of Us, saya cukup bangga dengan nama Jakarta, Indonesia dan beberapa aktor yang terlibat dalam serial ini,” ujar pengguna yogapunyatwiter.

Mereka juga memberikan acungan jempol untuk penggunaan dialog bahasa Indonesia yang benar dna terdengar begitu natural. Akun Universitas Indonesia pun me-retweet tangkapan layar dari tempat kejadian dengan namanya.

Akan tetapi, penonton juga dengan cepat merespon adegan pembuka yang diambil di Kanada beserta figurannya bukan lah orang Indonesia. Serial tersebut juga menampilkan kendaraan dengan plat nomor Bali, bukan Jakarta.

Namun, itu adalah sekelumit respon kecil untuk episode yang mencatat rekor 5,7 juta pemirsa di Amerika Serikat, melonjak 22% dari 4,7 juta pemirsa episode pertama, pertumbuhan pemirsa terbesar untuk drama orisinal HBO antara episode pertama dan kedua, menurut Nielsen.

Ini pun bukan pertama kalinya Indonesia ditampilkan dalam film atau acara TV Hollywood. Film Oliver Stone tahun 2012, Savages, diambil di Pulau Moyo di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sedangkan film thriller tahun 2015, Blackhat, menampilkan Jakarta sebagai salah satu lokasi para protagonis memburu penjahat.

Untuk diketahui, Christine memulai debutnya di layar lebar pada tahun 1973 dalam Cinta Pertama, film garapan mendiang sutradara Teguh Karya. Peran itu membuatnya memenangkan Penghargaan Citra yang merupakan penghargaan oleh panitia Festival Film Indonesia untuk mengakui keunggulan dalam industri film sebagai penghargaan pertamanya.

Ia pun telah mendapatkan delapan penghargaan Citra lainnya serta penghargaan pencapaian seumur hidup (Lifetime Achievement) dalam karirnya yang bertingkat.

Pemeran Eyang Mariani di film Sri Asih ini pun aktif di dunia pendidikan Indonesia dan fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat akan autisme.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat