visitaaponce.com

Perpustakaan Ramah Anak RPTRA Manunggal

 Perpustakaan Ramah Anak RPTRA Manunggal
Sejumlah anak-anak membaca buku perpustakaan keliling di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)(MI/ARYA MANGGALA)

"AYO, kembalikan lagi bukunya ya. Jangan berantakan, ya, anak-anak."

Suara nyaring dari balik ruangan itu cukup untuk membuat anak-anak bergegas merapikan buku yang berserakan di lantai, meja, dan rumput, untuk dikembalikan ke rak buku asal.

Mendadak seorang anak berusia tiga tahun menangis. Dia tidak mau meninggalkan ruangan itu dan masih ingin memilah-milah buku. "Aku enggak mau, aku masih mau di sini, mama," ujar Adira Moziana, 3.

Adira ialah salah satu dari sekian banyak bocah yang rajin mendatangi perpustakaan yang ada di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Manunggal, Jakarta Selatan. Ibunda Adira, Diana, mengatakan, anaknya mulai menyukai buku sejak dibangunnya RPTRA, khususnya perpustakaan.

"Tidak pernah terpikir bakal ada perpustakaan di kampung ini ya. Anak saya saja senang buku, senang lihat-lihat gambarnya."

Pengelola RPTRA Manunggal Nung Hariati menuturkan, meski berada di pinggiran kampung, perpustakaan Manunggal selalu ramai dikunjungi anak dan orangtua. Bahkan, perpustakaan yang berada di ruangan berukuran 2 x 3 meter tersebut sudah dijadikan tempat belajar anak hampir 24 jam.

"Setiap hari pasti anak-anak datang. Yang tidak bisa baca biasanya, seperti anak-anak balita. Mereka menggambar atau dibacakan oleh orangtuanya," jelas Nung saat ditemui pada Selasa (14/5).

Dalam sehari, perpustakaan tersebut dikunjungi sekitar 40 anak yang datang dari berbagai kawasan di Jaksel dan Jakbar. Bahkan, tidak sedikit yang datang dari Tangerang dan Banten.

"Pokoknya sekali datang, misalnya, siang ya itu bisa 35 anak. Kalau sudah seramai itu, ruangan tidak muat lagi," sahutnya.

Astati Rahman, warga Petukangan, Jakarta Selatan, sengaja datang bersama dua anaknya. Di sana, ujar Astati, ada buku anak, pelajaran, hingga buku bacaan dewasa seperti sastra, bisnis, dan agama. "Buku-buku yang rusak diganti setiap tiga bulan sekali. Jadi, yang datang ke sini juga tidak bosan karena bukunya berganti terus."

Astati dan kedua anaknya mengaku sangat betah di sana dan berharap perpustakaan seperti RPTRA Manunggal bisa ditemui di tempat lain di Ibu Kota. "Jadi, anak-anak yang tidak mau belajar, membaca, bisa terpengaruh membaca karena fasilitasnya ada."

Selain perpustakaan, RPTRA Manunggal seluas 2.030 meter persegi itu juga memiliki ruang laktasi, serbaguna, kolam gizi, playground anak, saung warga, lapangan bola mini, dan lapangan bulu tangkis. (Sru/H-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat