visitaaponce.com

Keamanan Siber Ditarget, Intelijen Keamanan Jadi Prioritas Utama

Keamanan Siber Ditarget, Intelijen Keamanan Jadi Prioritas Utama
Ilustrasi(Thinkstock)

INDONESIA menjadi negara ketiga paling ditarget dalam ancaman keamanan siber.

Ancaman kebocoran data dalam konteks keamanan dunia maya (keamanan siber) di Indonesia kembali menjadi sorotan khusus. Kalangan akademisi dan pengamat mendorong pemerintah dapat memprioritaskan regulasi proteksi data untuk menangkal ancaman siber.

Indonesia saat ini menjadi negara ketiga paling ditarget dalam ancaman keamanan siber setelah Amerika Serikat dan India, menurut laporan Check Point, Software Technologies Inc. Sedangkan dari sektornya, industri finansial atau keuangan menjadi sektor yang paling rentan terhadap ancaman keamanan siber. Lebih lanjut lagi, dugaan akan bocornya belasan juta data konsumen di sejumlah e-commerce masih menjadi berita yang hangat di Indonesia.

Riset 'Disruptive Decision Making' oleh Telstra, perusahaan induk Telkomtelstra, memaparkan bahwa prioritas utama pemimpin bisnis global saat ini termasuk di antaranya melindungi aset digital dari ancaman dunia maya dan mengoptimalkan investasi untuk mengefisienkan waktu serta manajemen sumber daya sebagai bagian dari transformasi digital perusahaan.

Investasi yang diperlukan untuk keamanan siber, perusahaan tentunya dapat menyebabkan dilema biaya untuk menghindari pengeluaran yang sangat besar dalam melindungi sistem dari ancaman siber, terutama dari pelanggaran kebocoran data.

Chief of Product and Sevice Officer Telkomtelstra, Agus F Abdillah, menilai tantangan utama bagi korporasi di Indonesia dalam mengelola keamanan siber terletak pada kemampuan untuk mendeteksi dan merespons secara efektif terhadap pelanggaran kebocoran data pada waktu yang tepat. Sekaligus di sisi lain, menghindari pengeluaran yang tidak terencana dalam implementasi keamanan siber.

"Alokasi investasi untuk keamanan siber, terutama untuk mengatasi kebocoran data, sebaiknya dimulai dengan penilaian security intelligence (intelijen keamanan) yang holistik dan komprehensif. Setelah semua ancaman dan kerentanan didaftar dan diprioritaskan, perusahaan dapat melanjutkan dengan pilihan investasi yang dikelola dengan benar untuk teknologi dan alat keamanan," ujar Agus melalui keterangan tertulis, Kamis (27/6).

"Security intelligence dalam kaitannya dengan keamanan siber bukanlah hal baru di industri global. Penerapannya sendiri berfokus pada wawasan berbasis bukti, termasuk mekanisme, indikator, implikasi, dan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti tentang ancaman atau bahaya yang ada atau dapat muncul terhadap aset perusahaan," paparnya.


Baca juga: Keramahan Masyarakat, Unsur Penting Kemajuan Pariwisata


Kendati begitu, Agus mengutarakan, intelijen siber ini terdiri atas jutaan indikator yang perlu disaring dan diprioritaskan. Oleh karena itu, selain teknologi, intelijen keamanan siber terbaik juga membutuhkan elemen talenta manusia yang ahli dalam masalah keamanan yang saat ini sulit ditemukan di Indonesia.

Adapun tantangan kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang ahli di bidang keamanan siber sudah dibahas dalam riset bertajuk 'Connecting Commerce' yang dilakukan Telstra dengan The Economist Intelligence Unit. Studi itu mengungkapkan bahwa kekurangan 'orang dan keterampilan' merupakan tantangan digital terberat di Indonesia.

Dalam riset yang dilakukan tahun lalu itu ditemukan bahwa keterbatasan talenta SDM dan keterampilan menjadi tantangan terberat dengan porsi 36%, melampaui pendanaan investasi yang terbatas (31%), rendahnya akses ke ekosistem teknologi yang tangguh (20%), kebijakan atau peraturan pemerintah (17%), serta persoalan keamanan siber (15%).

Menjawab tantangan intelijen keamanan, Telkomtelstra menghadirkan keamanan siber dengan empat keunggulan. Pertama, keamanan kapabilitas, dengan mengandalkan jangkauan luas layanan intelijen keamanan SOC, memperluas dan meningkatkan kemampuan manajemen ancaman yang tersedia dari alat firewall generasi terbaru.

Kedua, solusi sepenuhnya terkelola. Solusi yang dikemas secara komprehensif dan dikelola sepenuhnya dengan fitur, kemampuan, layanan, dan dukungan yang jelas.

Ketiga, dukungan ahli keamanan dikelola oleh tim yang tepercaya dan terbaik di Indonesia. Dan keempat, infrastruktur keamanan yang terintegrasi, memanfaatkan investasi besar dalam teknologi keamanan, termasuk platform Telkomtelstra untuk peringatan dan pengelolaan insiden keamanan otomatis yang cepat. (RO/OL-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat