Travel Corridor tidak Prioritaskan Wisatawan
Pemerintah Indonesia belum memprioritaskan kunjungan wisatawan saat membuka jalur perjalanan (travel corridor) ke dalam negeri, kata Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Mahendra Siregar saat pengarahan media di Jakarta, Jumat (17/7).
"Berkaitan dengan fokus travel corridor Pemerintah Indonesia belum untuk wisatawan, tetapi yang diutamakan di awal adalah kunjungan para officials (pejabat negara asing, red), diplomat, para pelaku essential business, dan investor yang memerlukan kunjungan fisik untuk operasionalisasi investasi dan melakukan operasional bisnisnya," kata Wamenlu Mahendra saat menjawab pertanyaan wartawan, sebagaimana disiarkan langsung lewat aplikasi Zoom.
Ia menjelaskan pemerintah masih melakukan finalisasi untuk aturan masuk serta mekanisme terkait lainnya. "Kami sedang melakukan finalisasi untuk hal-hal tadi (travel corridor, red). Mudah-mudahan kita bisa melihat implementasi essential business travel corridor dalam 1-2 minggu ke depan," katanya menerangkan.
Wamenlu RI juga belum dapat menyebutkan lebih rinci mengenai negara-negara yang masuk daftar prioritas masuk ke Indonesia. Namun, ia memastikan pembukaan jalur perjalanan itu dilakukan dengan mempraktikkan protokol kesehatan yang ketat.
Pemerintah Indonesia pada Juni, saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-36 Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) yang diadakan secara virtual, mengusulkan pembentukan jalur perjalanan travel corridor tingkat kawasan.
"Saya paham bahwa beberapa di antara kita, termasuk Indonesia, telah memulai pembicaraan secara bilateral, baik dengan sesama negara ASEAN maupun dengan negara di luar ASEAN mengenai travel corridor. Namun demikian, sudah saatnya ASEAN, sebagai satu komunitas, memikirkan pengaturan ASEAN Travel Corridor,” kata Presiden Joko Widodo pada pertemuan puncak itu.
ASEAN beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar,dan Vietnam.
ASEAN Travel Corridor, menurut Presiden Jokowi, merupakan upaya memperkuat konektivitas antarnegara di Asia Tenggara. Tidak hanya itu, jalur perjalanan di tingkat kawasan juga diyakini membantu mempercepat pemulihan ekonomi serta menunjukkan posisi strategis ASEAN di peta geopolitik dunia.
"Pengaturan travel corridor tentunya harus dilakukan secara hati-hati, terukur dan bertahap dimulai dengan essential business travel dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat," ujar presiden bulan lalu. (OL-12)
Terkini Lainnya
Penerbangan Drop, Makanan dalam Pesawat dijual di Darat
Kekuatan Media Sosial Mampu Dongkrak Bisnis dan Usaha
Pulau ini Tawarkan Visa Pelarian dari Covid-19
Kangen Travelling? Ini 4 Film yang Tonjolkan Keindahan Indonesia
Soal Refund, Traveloka Minta Tunggu Konfirmasi, Netizen: Halu
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap