visitaaponce.com

UNESCO Tetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya Dunia tak Benda

UNESCO Tetapkan Pantun sebagai Warisan Budaya Dunia tak Benda
Ilustrasi--Dua budayawan berbalas pantun dalam Bunga Rampai Seni Melayu di Batam.(Antara)

PANTUN, yang bagi masyarakat Melayu, bukan hanya sebagai alat komunikasi sosial namun juga kaya akan nilai-nilai yang mejadi panduan moral ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO)

Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Prof Surya Rosa Putra, Kamis (17/12), mengatakan penetapan itu dilakukan pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis.

Dikatakannya, nominasi pantun yang diajukan secara bersama oleh Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui UNESCO. Sebelumnya, Pencak Silat telah diinskripsi sebagai Warisan Budaya tak benda pada 12 Desember 2019.

Baca juga: Kemendikbud Apresiasi Program Donasi #MerdekaBerbagi Fortadik

Surya Rosa Putra mengatakan UNESCO menilai pantun memiliki arti penting bagi masyarakat Melayu bukan hanya sebagai alat komunikasi sosial namun juga kaya akan nilai-nilai yang mejadi panduan moral.

Dikatakannya, pesan disampaikan melalui Pantun umumnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antar manusia.

"Bagi Indonesia, keberhasilan penetapan pantun sebagai Warisan Budaya tak Benda tidak lepas dari keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan," ujarnya.

Dikatakannya, keterlibatan baik pemerintah pusat dan daerah, maupun berbagai komunitas terkait Pantun seperti Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdung Morro, Komunitas Joget Dangdung Sungai Enam, Komunitas Gazal Pulau Penyengat, Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia mendorong pengakuan dari UNESCO itu.

Surya menyampaikan, sebagai nominasi Indonesia pertama yang diajukan bersama dengan negara lain, inskripsi pantun memiliki arti penting
bagi Indonesia dan Malaysia, yang merefleksikan kedekatan dua negara serumpun yang berbagi identitas, budaya, dan tradisi Melayu.

Bagi komunitas Melayu, pantun memiliki peran penting sebagai instrumen komunikasi sosial dan bimbingan moral yang menekankan keseimbangan, harmoni, dan fleksibilitas hubungan dan interaksi antarmanusia dalam syairnya.

"Hari ini, tidak hanya sebagai identitas Melayu, pantun juga telah menjadi media pendukung dalam pemberdayaan ekonomi kreatif," ujarnya.

Diharapkan, Indonesia dan Malaysia berkomitmen terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan pelindungan pantun sebagai Warisan Budaya tak Benda melalui pelibatan aktif komunitas lokal di kedua negara.

Pantun juga bisa dilestarikan dengan diajarkan secara formal di sekolah dan melalui kegiatan kesenian. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat