visitaaponce.com

Solidaritas Transpuan

Solidaritas Transpuan
Pembagian bantuan oleh Yayasan Srikandi Sejati.(Dok. YSS)

Pandemi covid-19 menghantam pada awal 2020, turut berdampak pada sumber penghidupan para transpuan yang kebanyakan bekerja di sektor informal. Banyak dari mereka yang ngamen atau membuka usaha salon kesulitan untuk mendapatkan pemasukan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, banyak dari mereka belum memiliki kartu tanda penduduk (KTP) sehingga sulit terdata sebagai kelompok rentan yang seharusnya mendapat bantuan sosial.

“Dengan melihat situasi tersebut, Yayasan Srikandi Sejati (YSS), organisasi nirlaba yang berfokus mendampingi para waria/transpuan pun berinisiatif menggalang donasi demi pemenuhan bantuan harian,” ungkap Manajer Program YSS Kamel, akses ekonomi transpuan banyak yang terkunci selama pandemi ini.

“Mulanya kami membuka donasi lewat berbagai kanal sosial media yang kami miliki. Dibantu disebar oleh teman-teman jaringan, baik individu maupun lembagi,” ungkap Kamel, saat konferensi video dengan Media Indonesia, Sabtu, (14/8).

Dari galang donasi publik itu, YSS kemudian mengalokasikannya untuk pendistribusian paket sembako. Salah satu yang menjadi sasaran ialah para transpuan lansia yang memang sudah tidak memiliki sumber penghasilan. Pada 2020, setidaknya ada total 815 bantuan sembako yang didistribusikan. Dengan total 680 transpuan, 50 orang berusia lanjut, 20 keluarga miskin (orangtua tunggal, ibu rumah tangga) di sekitar sekretariat YSS, dan 20 paket untuk yatim piatu.

Fokus lokasi distribusi bantuan berada di lima wilayah DKI Jakarta. Selain sembako yang dibagikan tiap bulannya di lima wilayah DKI Jakarta, bantuan juga termasuk subsidi pembayaran sewa tempat tinggal.

“Jadi, memang bantuan yang diinisiasi YSS ini benar-benar sangat dibutuhkan sama teman-teman transpuan. Kalau kami enggak bersolidaritas, mereka tentu akan susah untuk mendapat bantuan atau susah juga untuk bisa bertahan hidup apalagi pada masa seperti ini,” timpal Nabila, media officer YSS dalam kesempatan sama.

 

 

Paket makan

Pada tahun kedua pandemi, meski distribusi sembako juga masih dilakukan, fokus utamanya ialah penyediaan pangan untuk para transpuan yang dilakukan dua kali tiap pekan, di lima wilayah DKI Jakarta. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk tetap bisa saling menguatkan para transpuan, selain lantaran sumber daya yang tersedia terbatas. Selain menerima sumbangan dari publik dan jaringan lembaga, upaya yang dilakukan ialah dengan memotong gaji para staf YSS untuk tetap bias mengongkosi kerja solidaritas sesama transpuan di masa krisis pandemi.

“Tahun ini kami tidak bisa berikan sembako seperti pandemi tahun pertama. Akhirnya, kami memberikan bantuan lewat makanan jadi. Kami suplai untuk makan siang dan malam. Kalaupun ada bantuan sembako, itu tiap bulannya paling sekarang 100 paket untuk dibagi di lima wilayah,” terang Kamel.

Di tengah krisis pandemi, ketika upaya untuk mengakses bantuan dari pemerintah pun sulit lantaran ketiadaan kartu identitas atau karena status mereka sebagai transpuan, upaya solidaritas justru didorong secara swadaya oleh para individu dan kelompok demi bisa sama-sama bertahan.

“Sudah enggak bisa ditawar. Kalau andalkan orang lain, bahkan kami pun bukan kelompok prioritas baik oleh pemerintah atau orang lain. Jadi, kami harus saling menolong. Solidaritas jadi penting,” tutur Keke Apriana Dwi Harjanti, Pembina YSS.

 

 

Saling menguatkan

Pada Sabtu malam itu, Media Indonesia juga berbincang dengan beberapa teman transpuan yang turut turun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan mengoordinasi distribusi bantuan. Tiap wilayah ada koordinatornya.

Yuni, Maya, Dona, Dhea, yang merupakan petugas lapangan dan menjabat Ketua Forum Waria di setiap wilayah mereka, bertekad untuk tetap saling menguatkan para transpuan dengan tetap memberikan bantuan di tengah situasi krisis.

Kelak ketika pandemi kelar pun, mereka juga akan mengupayakan akses-akses yang bisa dijangkau untuk pemenuhan kebutuhan para transpuan yang memang membutuhkan. Petugas lapangan YSS dan Ketua Waria Jakarta Utara Dona mengatakan ia dan kelompoknya juga akan berusaha berjejaring untuk mencari donatur.

“Tentu akan diutamakan untuk transpuan yang benar-benar tidak punya pekerjaan. Masyarakat juga bisa membantu dengan berdonasi kebutuhan seperti hand sanitizer, masker, suplemen, atau makanan bergizi,” tambah Dhea, salah satu koordinator lapangan YSS. (M-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat