Fakta-Fakta Mengenai Sputnik-V, Vaksin Covid-19 dari Rusia
![Fakta-Fakta Mengenai Sputnik-V, Vaksin Covid-19 dari Rusia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/08/fdc7715c2b82702226a89cfb7e952f5b.jpg)
PEMERINTAH Indonesia hari ini resmi merilis persetujuan penggunaan Sputnik-V, vaksin covid-19 dari Rusia yang memiliki efikasi 91,6%. Berikut ini fakta-fakta mengenai vaksin tersebut berdasarkan penjelasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
1. Berbasis Viral Vector (Adenovirus)
Vaksin covid-19 Sputnik-V merupakan vaksin yang dikembangkan oleh The Gamaleya National Center of Epidemiology and Microbiology di Rusia yang menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (Ad26-S dan Ad5-S) dari adenovirus manusia.
Di Indonesia, vaksin ini didaftarkan oleh PT Pratapa Nirmala sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan dan mutu vaksin ini di Indonesia.
Meski pengembangannya berbasis virus, namun jenis vaksin tersebut tidak mengandung virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, melainkan virus yang tidak berbahaya untuk mengirimkan gen yang memungkinkan sel kita membuat protein spike.
Vaksin-vaksin virus corona yang menggunakan metode ini antara lain seperti vaksin AstraZeneca yang dikembangkan bersama University of Oxford, Sputnik V dari Rusia, dan vaksin Johnson & Johnson. Pengembang vaksin Sputnik V bekerja sama dengan AstraZeneca dalam uji klinis bersama untuk meningkatkan efikasi vaksin AstraZeneca.
2. Efikasi 91,6%
Untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan vaksin covid-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6% (dengan rentang confidence interval 85,6% - 95,2%).
3. Untuk usia 18 tahun ke atas
Vaksin Sputnik-V digunakan dengan indikasi pencegahan covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 untuk orang berusia 18 tahun ke atas.
4. Dua dosis
Vaksin diberikan secara injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk 2 (dua) kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu.
5. Efek samping sedang
Berdasarkan hasil kajian terkait dengan keamanannya, efek samping dari penggunaan vaksin covid-19 Sputnik-V berada pada tingkat keparahan ringan atau sedang.
Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu, yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi, nyeri otot, badan lemas, ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi.
Hasil ini dilaporkan pada uji klinik vaksin covid-19 Sputnik-V (Gam-COVID-Vac) dan uji klinik vaksin lainnya dari teknologi platform yang sama.
6. Penyimpanan khusus
Vaksin ini termasuk dalam kelompok vaksin yang memerlukan penyimpanan pada kondisi suhu khusus, yaitu pada suhu -20oC ± 2oC.
7. Digunakan oleh lebih dari 60 negara
Pada 13 April 2021, Kirill Dmitriev, CEO Dana Investasi Langsung Rusia mengatakan Sputnik V menempati urutan kedua di antara vaksin-vaksin virus Corona secara global dalam hal jumlah persetujuan yang dikeluarkan oleh regulator pemerintah. Lebih dari 60 negara menggunakannya.
Ia menyebutkan bahwa Sputnik V telah disetujui di India, Rusia, Belarus, Argentina, Bolivia, Serbia, Aljazair, Palestina, Venezuela, Paraguay, Turkmenistan, Hongaria, UEA, Iran, Republik Guinea, Tunisia, Armenia, Meksiko, Nikaragua, Republika Srpska (entitas dari Bosnia dan Herzegovina), Lebanon, Myanmar, Pakistan, Mongolia, Bahrain, Montenegro, Saint Vincent dan Grenadines, Kazakhstan, Uzbekistan, Gabon, San-Marino, Ghana, Suriah, Kyrgyzstan, Guyana, Mesir, Honduras, Guatemala, Moldova, Slovakia , Angola, Republik Kongo, Djibouti, Sri Lanka, Laos, Irak, Makedonia Utara, Kenya, Maroko, Yordania, Namibia, Azerbaijan, Filipina, Kamerun, Seychelles, Mauritius, Vietnam, Antigua dan Barbuda, Mali dan Panama. (H-2)
Terkini Lainnya
Kebutuhan RUU Pengawasan Obat dan Makanan Sangat Mendesak
Tidak Setuju RUU POM, Menkes Nilai Pengawasan Obat sudah Komprehensif
Badan POM Gandeng Beauty Influencer Literasi Kosmetik Aman pada Masyarakat
Menjadi Agregator Pelaku Usaha, UMKM Bidang Kecantikan Didorong Terus Bertumbuh
BPOM Periksa Sampel Makanan Jemaah Haji
Pemda dan UMKM Keluhkan Sulit Dapat Izin Produk, Ini Jawaban BPOM
Gejala Hepatitis pada Anak Tidak Selalu Ditandai Mata Kuning
Vaksinasi Ganda pada Anak, Perlukah Khawatir?
Imunisasi Lebih dari Satu Jenis Vaksin tidak Sebabkan Kematian
Bio Farma Gelar Vaksinasi Influensa Gratis di Dua Kecamatan di Kota Bandung
Vaksinasi Lengkapi Upaya Pencegahan DBD, Hemat Biaya Kesehatan
Dokter: Kenali Gejala Demam Berdarah pada Anak dengan Konsep KLMNOPR
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap