Dokter Kenali Gejala Demam Berdarah pada Anak dengan Konsep KLMNOPR
![Dokter: Kenali Gejala Demam Berdarah pada Anak dengan Konsep KLMNOPR](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/0c5582c2c351cccbde704b10ec82fd9e.png)
SEORANG dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak. Konsep ini mencakup berbagai gejala yang harus diwaspadai.
Dalam acara "Anak Demam? Jangan Sampai Kecolongan, Kenali Tanda Demam Berdarah!" yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu, Hapsari menjelaskan bahwa demam merupakan respons tubuh terhadap infeksi maupun non-infeksi.
Menurut Hapsari, demam berdarah memiliki sejumlah gejala yang dapat diidentifikasi dengan singkatan KLMNOPR.
Baca juga : Waspada, Jumlah Gigitan Nyamuk Naik 2,5 Kali Lipat Saat Cuaca Panas
"K untuk kepala pusing, L untuk lemah, M untuk muntah-muntah," jelas Hapsari.
Ia menambahkan, NO untuk nyeri otot atau nyeri kepala, P untuk perdarahan seperti mimisan atau bintik-bintik, dan R untuk ruam.
Ruam pada demam berdarah kadang menyerupai ruam rubella, dengan bintik merah di badan atau wajah. Jika dua hingga tiga gejala muncul bersamaan, segera lakukan pengecekan laboratorium dalam waktu 3x24 jam sejak demam mulai.
Baca juga : Warga Dewasa Dianjutkan Vaksinasi Demam Berdarah
"Pada tiga hari pertama demam berdarah, biasanya belum ada perubahan laboratorium. Hemoglobin, leukosit, dan trombosit masih normal. Begitu masuk fase kritis setelah demam, trombosit turun dan terjadi perembesan plasma, yang membuat kadar hemoglobin dan hematokrit naik," kata Hapsari.
Berbeda dengan demam akibat infeksi bakteri seperti tifus atau infeksi saluran kemih, demam pada demam berdarah bisa naik turun dalam waktu singkat. Jika ini terjadi, perlu waspada.
Deteksi dini demam berdarah sangat penting agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat. Keterlambatan diagnosis dan terapi dapat memperburuk kondisi, bahkan bisa berakibat fatal.
Baca juga : Dokter Sarankan Anak-Anak Dapatkan Vaksin Demam Berdarah
Hapsari mencatat peningkatan kasus DB pada Januari-Maret 2024 sebesar 50% dibandingkan tahun 2023, dengan angka kematian yang juga meningkat hampir setengah kali lipat.
Peningkatan ini disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu, seperti hujan di musim kemarau, yang menyebabkan nyamuk berkembang biak lebih banyak.
Selain metode 3M+, kini pencegahan demam berdarah juga dilakukan melalui vaksinasi. (Ant/Z-10)
Terkini Lainnya
Orangtua Diingatkan Agar Baru Beri Paracetamol pada Anak Saat Suhu Tubuh Lebih dari 38 Derajat Celcius
Ini Tips Memberikan Obat Demam kepada Anak Agar Sesuai Dosis
Orangtua Diingatkan tidak Beri Obat Penurun Panas pada Anak yang Alami Demam Pascaimunisasi
Zero-Dose Imunisasi Anak Ditargetkan Berkurang 25% pada 2024
Anak Anda Demam? Beri Minum Sesering Mungkin
Ini Dampak Penderita DBD saat Terlambat Ditangani
Kewaspadaan Orangtua Kunci Keberhasilan Penanganan DBD pada Anak
Dosis Vaksin Dengue Harus Sesuai Agar Efektif Melawan DBD
Anak Obesitas Berisiko Terkena Gejala Demam Berdarah Berat
Angka Kematian DBD Alami Penurunan
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap