visitaaponce.com

Zero-Dose Imunisasi Anak Ditargetkan Berkurang 25 pada 2024

Zero-Dose Imunisasi Anak Ditargetkan Berkurang 25% pada 2024
Petugas puskesmas memberikan vaksin polio kepada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Setya Darma, Nusukan, Solo, Jateng.(Antara/Mohammad Ayudha)

JUMLAH zero-dose anak yang belum mendapatkan imunisasi sepanjang 2018-2023 mencapai 1,8 juta anak di seluruh Indonesia. Tahun lalu, zero-dose berada di angka 423.615 anak.

Kementerian Kesehatan berupaya mengejar angka anak yang belum mendapatkan imunisasi ini. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine menyebut tahun ini ditargetkan zero dose dapat berkurang minimal 25%.

"Harus (bisa diturunkan), itu kan memang cita-cita kita. Kita selalu kumpul, monitoring, evaluasi dengan daerah, kita selalu bilang itu. Kita berharap mereka bisa jalan di lapangan. Jadi itu harus terus kita ingatkan," kata Prima kepada Media Indonesia di Kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (18/3).

Baca juga : Diare Penyebab Kematian Tertinggi Anak setelah Pneumonia

Kemenkes pun menyiapkan strategi penguatan imunisasi dari sisi suplai dan demand. Dari sisi suplai, antara lain, memastikan kesiapan vaksin dan logistik vaksin, penguatan analisa wilayah melalui Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Imunisasi.

Selanjutnya, melakukan imunisasi kejar untuk mengurangi jumlah anak tidak diimunisasi/belum lengkap imunisasinya. "Untuk anak-anak yang waktu bayi mungkin terlewat, enggak dapat, bukan berarti sudah selesai. Bisa dikejar di balitanya, bisa dikejar waktu di bawah 3 tahun, dikejar waktu di balita. Jadi waktu anak itu masuk sekolah diharapkan imunisasinya udah lengkap, walaupun tidak ideal," katanya.

Kemudian, melakukan imunisasi tambahan massal (ORI) untuk menutup kantong imunisasi dan menekan potensi transmisi penularan, penguatan mikroplaning (penyusunan rencana kerja), dan monitoring evaluasi program imunisasi. Lalu peningkatan kualitas tenaga kesehatan imunisasi melalui berbagai workshop, orientasi dan pembekalan/pelatihan, penggunaan sistem pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik (SMILE, ASIK).

Baca juga : Program Imunisasi Nasional Rotavirus Dimulai. Ini Manfaatnya bagi Anak

Dari sisi demand antara lain sosialisasi dan edukasi melalui pengembangan materi KIE dengan pendekatan sosio kultural, pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penguatan kader, Human centre Design (HCD), inter personal communication (IPC), serta pelibatan lintas sektor dalam percepatan imunisasi. 

Prima melaporkan, capaian imunisasi dasar lengkap yaitu imunisasi yang harus diberikan kepada anak-anak sebelum ulang tahun pertama, cakupan secara nasional mencapai 95,4%. Namun pada imunisasi baduta lengkap angkanya 86,3%. 

"Artinya ada anak-anak yang waktu dia bayi dapat, lewat 1 tahun ibunya lupa atau bagaimana, tidak lagi membawa ke tempat imunisasi," katanya. Beberapa alasan orangtua tidak membawa anaknya untuk diimunisasi, kata Prima, 38% karena takut imunisasi ganda. Adapun alasan lain sebanyak 12% ialah takut efek samping, demam, dan sebagainya. (Z-2)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat