Yuk Cari Tahu Soal Penyakit Kutu Air
![Yuk Cari Tahu Soal Penyakit Kutu Air](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/10/a81311e1ae8a511b9901fdee7d057caf.jpg)
KUTU air, yang juga dikenal sebagai tinea pedis atau athlete’s foot, merupakan suatu infeksi jamur menular yang umumnya timbul pada kulit kaki, terutama di sela-sela jari kaki.
Kutu air berisiko tinggi dialami oleh orang yang kurang menjaga kebersihan kaki, jarang mengganti kaus kaki, dan sering menggunakan sarana publik seperti pemandian umum.
Baca juga: Yuk Simak Cara Membaca Hasil USG Jenis Kelamin Bayi
Kutu air harus segera ditangani dengan tepat, karena dapat memburuk dan menyebar ke bagian tubuh yang lain, serta menyebabkan peradangan pada kelenjar getah bening.
Gejala Kutu Air
Beberapa gejala umum kutu air, antara lain:
- Iritasi seperti gatal, sensasi panas, terbakar, dan menyengat di antara jari-jari kaki.
- Area kulit kaki yang terkena tampak berwarna kemerahan.
- Bagian samping dan telapak kaki juga terasa sangat gatal.
- Kuku kaki mengalami perubahan warna, menjadi lebih tebal, dan mudah rapuh.
- Kuku kaki terluka bahkan tampak lepas tempatnya semula.
- Kulit kaki terlihat pecah-pecah dan mengelupas, terutama di antara jari kaki dan pada telapak kaki.
- Kulit melepuh dan lecet akibat gatal pada kaki.
- Kulit tampak lebih kering pada area telapak atau sisi samping kaki.
- Timbul cairan dari area kulit kaki yang ditumbuhi jamur.
Penyebab Kutu Air
Penyebab kutu air atau tinea pedis adalah berbagai jenis jamur. Namun, penyebab yang paling umum ditemui adalah jenis dermatophytes, yaitu jamur yang juga menjadi penyebab kurap.
Jenis jamur ini hidup di lingkungan yang bersuhu hangat dan lembap, seperti kamar mandi dan kolam renang.
Penularan jamur ini dapat melalui sentuhan langsung dengan kulit yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi. Selanjutnya, jamur kutu air akan menetap dan berkembang biak pada permukaan kulit, dan dapat masuk ke dalam kulit dan menimbulkan infeksi, jika terdapat celah pada kulit.
Faktor Risiko Kutu Air
Beberapa faktor risiko kutu air, antara lain:
- Berbagi benda pribadi, seperti handuk, kaus kaki, atau sepatu.
- Berkunjung ke area publik tanpa alas kaki.
- Kaki sering berkeringat dan tidak segera dikeringkan.
- Menggunakan sepatu yang ketat dan tebal.
- Terdapat luka pada jari atau kuku jari kaki.
- Tidak menjaga kebersihan kaki, seperti jarang mencuci kaki setelah beraktivitas dan menggunakan ulang kaus kaki yang belum dicuci.
Diagnosa Kutu Air
Dokter akan mendiagnosa kutu air dengan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik yang menyeluruh terutama pada daerah kaki, serta melakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Pemeriksaan penunjang umumnya berupa tes kerokan kulit, dengan mengambil sampel dari kulit yang terinfeksi, kemudian memeriksakannya lebih lanjut di bawah mikroskop di laboratorium.
Pencegahan Kutu Air
Beberapa upaya pencegahan kutu air, antara lain:
- Bersihkan kaki secara rutin, jika diperlukan rawat kaki dengan produk yang dapat mencegah infeksi jamur.
- Gunakan alas kaki jika hendak ke sarana publik seperti pemandian umum.
- Gunakan kaus kaki dengan bahan yang dapat menyerap keringat.
- Gunakan kaus kaki yang bersih dan hindari penggunaan ulang tanpa mencucinya terlebih dahulu.
- Gunakan sepatu yang ringan dan dengan saluran udara yang baik.
- Hindari berbagi pakai barang pribadi, seperti handuk dan sepatu.
- Hindari sepatu dengan bahan sintetis seperti vinil atau karet, karena cenderung lembab dan tidak menyerap keringat.
- Upayakan kaki agar selalu kering dan tidak lembap karena keringat.
- Rutin mencuci sepatu dan gunakan setelah kering seluruhnya.
Pengobatan Kutu Air
Penanganan kutu air dapat dengan pemberian krim antijamur yang dijual bebas di pasaran, seperti Miconazole atau Clotrimazole.
Pengobatan dengan krim antijamur ini dapat berlangsung selama 2-4 minggu.
Jika gejala tidak membaik, umumnya dokter akan memberikan krim antijamur lain yang tidak dijual bebas, seperti terbinafine atau tolnaftate, atau obat antijamur oral berbentuk tablet.
Tea tree oil juga dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan kutu air, dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakannya.
Dokter juga dapat menganjurkan pengidap untuk merendam kaki dengan air garam atau cuka yang telah diencerkan, agar lepuhan kulit cepat mengering.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika terdapat perubahan pada kulit di kaki, yang disertai dengan rasa gatal dan sensasi panas seperti terbakar, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan pemeriksaan serta penanganan lebih lanjut. (OL-1)
Terkini Lainnya
Gejala Kutu Air
Penyebab Kutu Air
Faktor Risiko Kutu Air
Diagnosa Kutu Air
Pencegahan Kutu Air
Pengobatan Kutu Air
Kapan Harus ke Dokter?
6 Hewan yang Mampu Deteksi Penyakit di Tubuh Manusia
Cegah Risiko dan Komplikasi Cacar Air pada Anak dengan Imunisasi
Tak Banyak Diketahui, Kenali Penyakit Langka 7+ Syndrome
Jamie Foxx Membagikan Detail Tentang Penyakit Misterius yang Diidapnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Duh, Berbagi Gunting Kuku ternyata Berbahaya
5 Bahan Alami Rekomendasi Ahli untuk Mengobati Kutu Air
Ternak Kutu Air Bisa Raup Ratusan Ribu Rupiah Per Hari Lho
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap