Cegah Dini Komplikasi Ginjal pada Pengidap Diabetes
![Cegah Dini Komplikasi Ginjal pada Pengidap Diabetes](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/11/e345136b59605363de6d41720412102b.jpg)
DIABETES dan hipertensi yang tidak terkontrol merupakan penyebab utama gagal ginjal. Untuk mencegahnya, pasien diabetes harus melakukan upaya-upaya untuk mengendalikan kadar gula darahnya. Pun demikian dengan pasien hipertensi, perlu menjaga tekanan darahnya agar terkendali.
“Pengendalian diabetes dan hipertensi seringkali memerlukan konsumsi obat dalam jangka lama. Hal ini sering membuat pasien khawatir, takut kalau minum obat terus ginjalnya bakal rusak. Itu tidak benar, justru kalau obatnya tidak diminum, diabetes dan hipertensinya tidak terkontrol, akan berujung pada gagal ginjal,” papar dokter konsultan gijal hipertensi dr. Tunggul Situmorang, SpPD-KGH.
Penjelasan dr. Tunggul Situmorang, SpPD-KGH, disampaikan pada edukasi kesehatan bertema “Cegah Dini Komplikasi Ginjal Pada Diabetes” yang digelar secara daring oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Kalbe Ethical Customer Care (KECC) untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia, Selasa (16/11).
Pada kesempatan sama, dokter konsultan Endokrin-Metabolik-Diabetes, Prof. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, menjelaskan, deteksi diabetes sering kali terlambat, bahkan baru ketahuan ketika pasien sudah mengalami komplikasi. Hal itu karena di fase awal diabetes jarang menimbulkan gejala.
“Sering dikatakan, gejala diabetes adalah serin glapar, serin ghaus, dan banyak pipis. Itu memang benar. Tapi, ketika seseorang mengalami gejala tersebut, sebenarnys sudah sedikit terlambat. Dia sudah kena diabetes yang membuatnya harus mennjalani terapi untuk mengontrol gula darah seumur hidup,” papar Prof. Sidartawan.
Idealnya, paradigma di masyarakat harus diubah. Diabetes perlu dideteksi secara dini, dengan pemeriksaan screening secara berkala untuk mereka yang memiliki faktor risiko.
Faktor risiko tersebut antara lain memiliki orangtua atau saudara kandung yang mengidap diabetes, memiliki gaya hidup minim gerak (sedentary living), obesitas, merokok, dan pernah melahirkan bayi dengan berat 4 kg ke atas.
“Kalau punya faktor risiko tersebut, periksa berkala untuk mengetahui kadar gula darah. Kalau gula darahnya berada di kisaran prediabetes, itu masih bisa dicegah agar jangan sampai menjadi diabetes,” kata Prof. Sidar.
Adapun untuk mereka yang telanjur mengalami diabetes, lanjut Prof. Sidar, tidak perlu khawatir. Meski sebagian besar kasus diabetes tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dikontrol dengan menjalani pengobatan. Jika tidak terkontrol, komplikasi bakal terjadi, termasuk mengalami gagal ginjal.
Terkait Hari Diabetes Sedunia yang diperingati tiap 14 November, Roy Priady selaku Group Marketing Head dari PT Kalbe Farma Tbk mengungkapkan, Kalbe terus berupaya memberikan edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman bahwa diabetes memiliki banyak dampak.
Bukan hanya beresiko menyebabkan kematian, tetapi juga penyebab disabilitas utama di dunia karena mengakibatkan berbagai macam komplikasi jika tidak di kontrol, salah satunya penyakit ginjal kronis.
“Kami terus mengadakan rangkaian program edukasi baik melalui platform radio, webinar hingga media sosial seperti Instagram dan facebook sepanjang bulan November ini untuk menginformasikan bahwa diabetes adalah penyakit yang dapat dikontrol, dan penurunan fungsi ginjal dapat diperlambat dengan pola hidup yang tepat,” terang Roy.
Mindo Fuji Gloria selaku Product Manager dari Kalbe menambahkan, untuk mendukung para pasien menjalankan aktivitasnya, Kalbe memberikan solusi nutrisi untuk memenuhi kebutuhan gizi harian tanpa memperberat kerusakan ginjal pada pasien diabetes yaitu Nephrisol.
Nephrisol merupakan nutrisi oral pertama dan satu-satunya di Indonesia dan diakui BPOM memiliki kandungan protein terkontrol sehingga aman untuk mempertahankan fungsi ginjal pada orang yang sudah mengalami penurunan fungsi ginjal.
“Dan tahun ini, kami lakukan inovasi berupa reformulasi karbohidrat pada komposisi Nephrisol sehingga menjadi lebih aman pada orang dengan diabetes,” kata Mindo. (Nik/OL-09)
Terkini Lainnya
Sumbar Masih Kekurangan Dokter
Kadis Kesehatan Sulbar tidak Berani Menyimpulkan Meninggalnya Helmi karena Kelelahan
Beri Dukungan pada Dekan FK Unair, AIPKI Minta Rektorat Tinjau Ulang
Korea Selatan Perintahkan Dokter yang Mogok kembali Bekerja
Masuk UGM Lewat SNBT, Persaingan Terketat Ternyata bukan di Prodi Kedokteran
Kabupaten Indramayu Jalankan Program Dokter Masuk Desa
Ini Beda Diabetes Mellitus Tipe 1 dan Tipe 2 pada Anak
Waspadai Diabetes Melitus pada Anak, Pahami Penyebab dan Cara Penanganannya
Ini Manfaat Madu Hitam Pahit untuk Kesehatan
Potongan Kaki Gegerkan Warga Semarang Dikembalikan Pemiliknya
Rutin Olahraga Bisa Cegah Serangan Jantung saat Sibuk Bekerja
Perlukah Moderasi Beragama Dikembangkan sebagai Budaya Keilmuan?
Menghirup Kecubung Pemberantasan Korupsi
Anak Korban Tindak Kekerasan Orangtua
Menyempitnya Ruang Fiskal APBN Periode Transisi Pemerintahan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap