visitaaponce.com

Agar Pasokan Wader tidak lagi Langka

Agar Pasokan Wader tidak lagi Langka
Pelatihan budidaya ikan wader pari.(Dok. UGM)

SETELAH mampu membudidayakan wader pari, Tim Gama Wader Fakultas Biologi UGM bekerja sama dengan petani ikan di Yogyakarta untuk budi daya wader pari skala massal. Mereka menggandeng tiga mitra utama, yaitu Kelompok Petani Ikan (KPI) Santan Mina Lestari, Mina Makmur Rejomulyo, dan Mina Berseri.

Tim itu juga menggandeng kelompok tani lainnya di wilayah Sleman, Gunung Kidul, hingga Bantul di Yogyakarta dan di Bekasi dan Surabaya. Hingga sekarang minat pembudidayaan dari berbagai kelompok tani masih berdatangan ke Tim Gama Wader. Unggahan penelitian tim di media sosial mendulang antusiasme tinggi dari kalangan kelompok tani.

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Yogyakarta pun menjalin kerja sama dengan Tim Gama Wader untuk pengadaan indukan untuk restocking atau penebaran ikan lokal ke sungai. Itu bagian dari program mereka setiap tahunnya di semua kabupaten di ‘Kota Pelajar’.

Pelatihan budi daya wader pari kepada kelompok tani dan masyarakat lokal menjadi salah satu fokus program Gama Wader untuk mendukung konservasi sekaligus memberikan kesadaran akan pentingnya pelestarian ikan lokal kepada masyarakat. Pelatihan meliputi pengenalan ikan, penentuan jenis kelamin, teknik pemijahan buatan, metode dan alat budi daya, hingga pengolahan produk pascapanen.

Memulai budi daya wader pari tidak membutuhkan biaya besar dan lahan luas. Dengan bermodalkan Rp25 juta, seorang petani sudah dapat memulai usaha budi daya. Biaya itu sudah mencakup empat kolam terpal dan dua bak permanen, indukan, proses pembesaran pertama, hingga pembesaran akhir.

Wader diyakini memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit sehingga petani hanya perlu memperhatikan faktor sumber air yang bagus. Tantangan itu dapat disiasati dengan penggunaan sistem filter air berstandar dengan air yang diendapkan serta busa dan bioball. Dari proses pembesaran ikan intensif hingga masa siap panen, petani hanya memerlukan waktu tiga bulan dengan hasil panen dapat mencapai 70 kg.

 

 

Pemberdayaan masyarakat

Edukasi kepada masyarakat pun dilakukan secara intensif. Pada 2020 dan 2021, misalnya, Tim Gama Wader menggandeng DKP dan Polda DIY untuk menjelaskan kepada masyarakat pemeliharaan habitat ikan dan pelarangan penangkapan dengan cara ilegal. Masyarakat diajak berperan aktif menjaga lingkungan dan melaporkan bila menemukan pelanggaran.

Ke depan, kegiatan budi daya wader pari mempunyai target untuk memperluas kemitraan di luar Yogyakarta. Selain itu, inovasi dalam pembuatan pakan mandiri menjadi fokus penting lainnya untuk meminimalkan biaya produksi.

Saat ini Tim Gama Wader tengah melakukan kerja sama untuk menerapkan teknologi budi daya berupa alat pakan dan penguji kualitas air otomatis serta upaya menyilangkan (cross breed) dari jenis wader di wilayah lain. Harapannya, dengan genetik baru ini, akan muncul ciri lebih kuat akan penyakit, lebih besar, lebih cepat tumbuh, dan lebih besar ukurannya.

UMKM binaan Tim Gama Wader juga diberi pelatihan dan pengetahuan membuat produk yang terstandardisasi atau sudah mendapatkan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). UMKM tersebut menjual produk olahan wader seperti keripik, abon, dan sambal dengan kapasitas produksi hingga 10 kilogram wader.

Saking diminati, produk olahan sambal dan keripik berbahan dasar wader pari selalu kehabisan stok produk sebelum mencapai sentra oleh-oleh dan marketplace daring. (Dro/Hym/X-6)

 

Biodata Penulis

Dr Bambang Retnoaji MSc

Ketua Tim Peneliti

 

Jabatan

Kepala Prodi Doktoral Fakultas Biologi UGM

Pembina Gama Wader

FounderAquatic Research Group, Fakultas Biologi, UGM

 

Keahlian

Struktur dan perkembangan hewan

Embriologi hewan

Biologi akuatik

 

Pendidikan

S-3, Nara Institute of Sciences and Technology, Jepang

S-2, University of the Phillipines, Filipina

S-1, Fakultas Biologi UGM

 

Anggota Tim Peneliti

Khoiruddin Anshori SSi

Sandi Fransisco Pratama SSi MSc

Sukmawati SPd

Ariel Hananya SSi MSc

Bagas Lantip Prakasa SSi MSc

Gizela Aulia Agustin

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat