Waspadai Potensi Peningkatan Kasus DBD Hingga April
![Waspadai Potensi Peningkatan Kasus DBD Hingga April](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/01/f164257adf3803ba7eb9b3d281d98465.jpg)
KEPALA Bidang P2P Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengatakan, beberapa penyakit mengintai dan terjadi di beberapa Wilayah karena sejumlah faktor. Oleh karena itu, kewaspadaan dan perhatian masyarakat sangat penting dalam pencegahan peningkatan kasus tersebut.
Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue di DKI Jakarta pada 2021 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian masyarakat diminta tetap menjalankan pola hidup sehat dan meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi naiknya kasus DBD pada Januari 2022.
"Jadi kalau kita lihat memang 2021 kasus DBD kita relatif sebenarnya lebih rendah dibanding 2020 apalagi 2019. Namun demikian memang kita melihat ada potensi peningkatan kasus yang mulai terjadi di sekitar Agustus-September dan meningkat November-Desember 2021," kata Dwi dalam keterangannya Minggu (23/1).
Dia menyebut, kasus DBD harus diwaspadai agar tidak semakin meningkat karena mengikuti pola musim, maka biasanya demam darah ini akan meningkat sampai nanti di pada April saat memasuki musim kemarau.
"Nah ini, kita dari sekarang antisipasi agar tidak terus meningkat dan bisa kita turunkan kasusnya," sebutnya.
Terkait penyebab meningkat kasus DBD selain dipengaruhi faktor musim hujan yang memperbanyak jentik nyamuk hingga terjadinya endemik di DKI Jakarta. Lanjut Dwi, DBD beberapa wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia rawan peningkatan kasus DBD.
Baca juga : Tambahkan Kacang ke Makanan Anak Kecil Bantu Hindari Alergi
"Tidak hanya di Indonesia tapi karena kita berada di khatulistiwa itu memang kawasan Dengue istilahnya di Global, sehingga perlu mewaspadai adanya pola-pola peningkatan kasus pada musim atau bulan-bulan tertentu," paparnya.
Pihaknya meminta masyarakat harus lebih waspada terhadap demam berdarah. Setidaknya tiga unsur yang harus diperhatikan yakni host agent environment.
"Host artinya sisi manusia mempunyai kerentanan sehingga perlu menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih dan seha. Kemudian dari sisi agnet atau dari virusnya sendiri akan bisa berkembang lebih baik pada saat lingkungan termasuk iklim yang mendukung untuk perkembangbiakan virusnya dan dari environment artinya lingkungan atau virus ini hidup dibawa oleh nyamuk yang bisa bertelur di tempat tempat perindukan atau lingkungan yang ada Air jernih," lanjutnya.
Oleh karena itu, ia meminta apabila ada lingkungan yang memungkinkan tergenang air jernih untuk bisa dibersihkan sebab wilayah itu menjadi tempat yang cocok untuk berkembang kemudian menjadikan populasi nyamuk yang banyak.
"Tentunya jika ada orang sakit maka akan lebih mudah untuk terjadi penularan melalui perantara nyamuk ini," pungkasnya. (OL-7)
Terkini Lainnya
Hujan Masih Turun di Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG
Mengenal Hujan Asam, Penyebab dan Dampaknya
Warga Palu Diimbau Waspadai Penyakit DBD
DBD Meningkat di Tasikmalaya, Capai 500 Kasus
Mengenal Angin Muson Penyebab Indonesia Alami Perubahan Musim
Pj Gubernur Jateng Ajak Pencegahan dan Inovasi Teknologi dalam Penanganan Bencana 2024
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap