visitaaponce.com

Kurang 2 Bayi Terinfeksi yang Lahir dari Ibu dengan Covid-19

Kurang 2% Bayi Terinfeksi yang Lahir dari Ibu dengan Covid-19
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel usap dari bayi untuk diuji covid-19, Kota Meksiko, 17 Januari 2022.(AFP/Pedro Pardo.)

DI bawah 2% bayi yang lahir dari ibu dengan covid-19 kemudian dites positif terkena virus. Studi komprehensif menemukan itu Rabu (17/3). Para peneliti memuji berita sangat meyakinkan itu bagi orangtua.

Analisis yang diterbitkan dalam jurnal medis BMJ meninjau hampir 500 penelitian sebelumnya yang melibatkan hampir 29.000 ibu. Ini menawarkan wawasan paling luas tentang risiko penularan virus korona selama kehamilan.

"Ini sangat komprehensif dalam hal memberikan bukti penularan dari ibu ke anak," kata penulis utama Shakila Thangaratinam dari Universitas Birmingham Inggris dan Pusat Kolaborasi Organisasi Kesehatan Dunia untuk Kesehatan Wanita Global. "Ini pesan yang sangat meyakinkan bagi orangtua dan calon orangtua bahwa kurang dari 1% bayi dinyatakan positif dalam 48 jam pertama setelah lahir dan secara keseluruhan kurang dari 2%," katanya kepada AFP.

Namun penelitian itu menemukan bahwa bayi lebih mungkin dites positif dalam kasus covid-19 yang parah ketika ibunya meninggal atau dirawat di perawatan intensif. Dari 592 bayi dengan data bagaimana dan kapan tertular covid-19, hanya tujuh yang dipastikan terinfeksi saat dalam kandungan dan dua saat dilahirkan.

Profesor Thangaratinam mengatakan bayi lebih mungkin terinfeksi setelah lahir. Ia menekankan bahwa ibu dan petugas kesehatan menjaga pemakaian masker dan tindakan kebersihan lain serta mengurangi jumlah orang yang melakukan kontak dengan bayi yang baru lahir.

Analisis tidak menemukan hubungan antara bayi baru lahir yang dites positif covid-19, saat menyusui, metode kelahiran, prematur, atau telah dipisahkan dari ibu mereka. "Bukti saat ini tidak mendukung tindakan seperti operasi caesar, pemisahan ibu-bayi saat lahir, atau pemberian susu formula untuk menghindari penularan covid-19 ke bayi," kata studi tersebut.

"Secara keseluruhan, temuan dari tinjauan ini tampak meyakinkan," kata peneliti Universitas Hawaii Catherine McLean Pirkle, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, dalam editorial yang diterbitkan di BMJ. Pirkle menyesali kekurangan data berkualitas tinggi meskipun ratusan juta infeksi di seluruh dunia. Ia menyerukan penelitian lebih lanjut. 

Baca juga: Anak Perempuan Cenderung Kaitkan Kegagalan dengan Kurang Bakat

Thangaratinam juga menekankan perlu lebih banyak penelitian tentang masalah ini. Ia mengatakan itu akan ditambahkan ke tinjauan sistematis. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat