Merokok Hambat Penyembuhan Patah Tulang
![Merokok Hambat Penyembuhan Patah Tulang](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/04/6b8bdae0d3efc84e57f8d90d6dd341b9.jpg)
ADA sejumlah hal yang bisa menghambat penyembuhan kondisi patah tulang atau fraktur, salah satunya merokok. Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi dari RS Pusat Otak Nasional, Muhammad Adib Khumaidi
"Merokok dapat merusak pembuluh darah dan menurunkan sirkulasi darah," ujar dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia (PABOI) itu dalam sebuah webinar kesehatan, dikutip Selasa (5/4).
Hal yang juga menjadi penghambat penyembuhan fraktur yakni pergerakan tulang yang cedera, kondisi kesehatan karena diabetes, gangguan hormon atau penyakit pembuluh darah, fraktur yang berat, rumit dan terinfeksi, dan usia lanjut.
Baca juga: Empat Dampak Buruk Merokok pada Mata
"Penatalaksanaan kondisi fraktur pada pasien dengan etiologi penyebab ini maka harus ditangani juga hal-hal yang bisa mempengaruhi penyembuhan fraktur ini," kata Adib.
Dalam penyembuhan, ada risiko gangguan yang bisa dipengaruhi lokasi, jenis fraktur, vaskularisasi, fragmen fraktur, imobilitas, adanya infeksi, penyakit metabolik, nutrisi dan obat-obatan.
Adib mengatakan, sekitar 10% fraktur menunjukkan gangguan penyembuhan. Kasus-kasus yang muncul infeksi terjadi paling banyak pada kondisi fraktur tulang tibia terbuka.
Fase penyembuhan fraktur meliputi terbentuknya inflamasi, pembentukan tulang rawan dari sel induk, penggantian tulang rawan menjadi tulang, fase remodelling. Pasien perlu memahami fase ini untuk tahu kapan boleh kembali melakukan mobilisasi.
"Pertanyaan pasien, kapan bisa lepas tongkat, boleh langsung gerak?. Sangat dipengaruhi fase penyembuhan fraktur dan ini juga akan berbeda pada kondisi klinis yakni tertutup atau terbuka, usia. Artinya pasien anak-anak dengan orang dewasa berbeda pada lamanya penyembuhan fraktur," jelas Adib.
Dia menambahkan, penyembuhan fraktur yang melambat bisa menyebabkan morbiditas dan menjadi beban ekonomi karena mengurangi produktivitas pasien serta membuat mereka harus kontrol rutin ke rumah sakit. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Kenali Jenis Batuk, Waspada Jika Kerap Terjadi pada Malam Hari
Mumpung belum Telat, Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah sejak Usia 35-40 Tahun
Rokok dan Kanker Paru
Perokok Tiga Kali Lebih Tinggi Terancam Masalah Kesehatan Ketimbang Orang yang tidak Merokok
Konsumen Beralih ke Rokok yang Lebih Murah, Instrumen Cukai belum Berhasil
Perempuan Paruh Baya Berisiko Terkena Osteoporosis
Pembalap Belgia Wout van Aert Patah Tulang Klavikula dan Rusuk dalam Kecelakaan di Flanders
Pebasket Legendaris Kareem Abdul-Jabbar Dirawat di Rumah Sakit
Viral! Diserbu Ribuan Orang, Ibu Ida Dayak Batalkan Pengobatan Alternatif
Osteoporosis Biasanya Baru Disadari Setelah Ada Patah Tulang
Jaga Kesehatan Tulang dengan Penyerapan Kalsium yang Optimal
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap