visitaaponce.com

Jemaah Haji Indonesia yang Alami Gejala Kelainan Jantung Harap Segera Lapor

Jemaah Haji Indonesia yang Alami Gejala Kelainan Jantung Harap Segera Lapor
Jemaah haji Indonesia yang sakit(MI/Susanto)

PENYAKIT jantung mendominasi kematian jemaah haji Indonesia hingga hari ke-28 operasional haji tahun ini. Dari 14 kematian, 12 di antaranya disebabkan oleh penyakit jantung.

Demikian pula dari sisi pelayanan kesehatan, khususnya di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Data menunjukkan sampai Senin (27/6), dari sebanyak 462 jemaah yang menjalani pemeriksaan rawat jalan, 42 diantaranya terkait dengan kelainan jantung. Sementara dari total 179 jemaah yang menjalani rawat inap, 13 diantaranya merupakan pasien jantung.

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah yang tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr. Mohammad Rizki Akbar menyampaikan setidaknya terdapat tiga jenis kelainan jantung yang dialami oleh jemaah yang dirawat di KKHI Makkah, baik yang menjalani rawat jalan maupun rawat inap.

“Kelompok pertama yang paling banyak masuk kepada kelompok gagal jantung,” kata dr. Rizki.

Pada kelompok ini keluhan yang sering banyak muncul adalah sesak nafas. Selain itu juga mudah lelah saat beraktivitas atau biasanya ditandai dengan adanya bengkak di tungkai kaki.

“Biasanya terjadi karena minum obat tidak teratur, atau aktivitas ibadah fisik yang terlalu berat,” imbuhnya.

Baca juga: Sepekan Jelang Closing Date, 76.421 Jemaah Haji Sudah Diberangkatkan

Kelompok kedua adalah pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada, lanjut dr. Rizki, hal ini dimungkinkan karena adanya penyempitan pembuluh darah di jantung.

Sementara kelompok ketiga adalah pasien yang datang dengan keluhan berdebar.

“Hal ini terjadi karena adanya gangguan pada irama jantungnya,” tuturnya

Rizki menyarankan setiap merasakan keluhan, jemaah yang memiliki faktor risiko jantung harus segera menyampaikan kepada petugas kesehatan di kloter, baik kepada dokter maupun perawat, sehingga segera dapat dilakukan evaluasi terhadap kondisi jemaah dan diputuskan tindakan yang dibutuhkan jemaah.

“Sehingga mereka bisa langsung lakukan evaluasi apakah ini terkait dengan perburukan kondisi ataukah tidak. Dengan demikian kita bisa melakukan pelayanan pengobatan di KKHI," pungkas dr. Rizki.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat