visitaaponce.com

Green Hajj Apps Tingkatkan Kesadaran dan Wawasan Lingkungan bagi Jemaah

Green Hajj Apps Tingkatkan Kesadaran dan Wawasan Lingkungan bagi Jemaah
Peluncuran aplikaia Green Haj(Dok. Greenpeace)

UMMAH for Earth dan Greenpeace Indonesia meluncurkan aplikasi Green Hajj. Aplikasi ini hadir sebagai bentuk nyata dukungan umat Islam dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Sebelumnya Ummah for Earth telah merilis Green Hajj dalam bahasa Inggris dan Arab, kini aplikasi tersebut juga diluncurkan dalam bahasa Indonesia, bisa diunduh untuk versi IoS dan Android.

Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia.Tata Mustasya menjelaskan, Green Hajj merupakan aplikasi yang memuat bacaan dan doa serta panduan praktis dalam melakukan ibadah haji dan umrah. 

"Pengguna juga bisa mendapatkan petunjuk mengenai ibadah haji dan umrah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti penggunaan air dan energi yang efisien, pengurangan sampah khususnya sampah plastik, dan penggunaan transportasi publik,” ujar Tata..

Kampanye lingkungan hidup melalui Green Hajj, lanjut Tata, ingin mempromosikan masa depan alternatif yang menawarkan solusi dan harapan. 

"Diharapkan panduan ini bisa ikut membawa dunia mengatasi bencana iklim, menawarkan bagi individu, komunitas, pemerintah dan pemangku kepentingan lain guna mengakhiri mitos pembangunan ekonomi ekstraktif yang merugikan lingkungan,” imbuh Tata.

Survei yang dilakukan oleh Greenpeace juga menunjukkan kalau naik haji, bagi banyak orang di Indonesia, tidak sekadar cita-cita, tapi juga ibadah. Masih banyak anak muda Indonesia yang bercita-cita untuk menghajikan orangtua mereka.

Karena itu, menurut Tata, isu lingkungan jadi sangat penting bagi umat Islam di Indonesia. 

“Greenpeace melihat Green Hajj ini bisa menginspirasi kita semua, bagaimana umat Islam bisa memotori gerakan untuk melestarikan lingkungan. Dengan melestarikan lingkungan, manusia dan lingkungan bisa selamat. Dengan Green Hajj ini kita bisa mendorong kesalehan lingkungan bagi umat Islam,” kata Tata. 

Aktivis lingkungan asal Malaysia Sharifah Sofia menyambut baik peluncuran aplikasi tersebut. 

"Kita sekarang hidup di dunia yang bergerak cepat, dan semua ada di tangan kita, di smartphone," kata Sharifah secara daring dari Malaysia. 

Dirjen Penyelenggaraan Haji & Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan, pihaknya menyambut baik ide Greenpeace dengan aplikasi Green Hajj. Sebab dampak lingkungan dari peristiwa kenaikan haji ini juga sangat besar dan membutuhkan perhatian.

"Kita perlu memikirkan bagaimana umat Muslim bisa merespons isu-isu strategis termasuk soal lingkungan, karena bagaimana pun Indonesia adalah negara dengan jumlah umat Muslim terbesar di dunia,” kata Hilman. 

Salah satu staf Greenpeace, Kiki Taufik, Kepala Global Kampanye Hutan Indonesia dari Greenpeace South East Asia saat ini tengah melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, dan bergabung dalam perbincangan lewat sambungan daring.

Baca juga : Tahun Ini, 51 Jemaah Dibadalhajikan dan 136 Orang Disafariwukufkan

“Suhu di sini antara 36-46 derajat Celcius di siang hari. Karena itu jangan tunggu haus dulu baru minum,” kata Kiki. 

Menurut Kiki, panduan Green Hajj ini sangat mudah diterapkan oleh jemaah haji. 

“Misalnya soal kita harus bawa tempat minum yang artinya ini juga reusable, sehingga kita bantu mengurangi sampah plastik. Juga dorongan untuk berupaya zero waste. Saya selalu bawa tumbler juga tidak pernah ganti kantong platstik untuk membawa alas kaki,"imbuhnya.

Aplikasi dan panduan Green Hajj ini, kata Kiki, sangat penting untuk dipakai oleh setiap individu jemaah haji dan umrah.

Dalam Islam, isu lingkungan sangat penting, kata Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menegaskan dalam islam, isu lingkungan sangat diperhatikan. 

“Kalau kita ingin lihat bumi langgeng, kita perlu punya kesadaran lingkungan yang tinggi.” 

Menurut Nasaruddin, belum ada kesadaran yang cukup tinggi dari jemaah haji terkait soal lingkungan, yang jumlahnya bisa mencapai 4 juta orang secara bersamaan.

“Setiap penerbangan meninggalkan jejak karbon yang sangat besar. Konversi itu harus diapakan? Saya kira harus ada pemikiran-pemikiran besar soal ini. Kita harus memperhatikan jemaah haji, juga kesehatan lingkungan. Saya kira kita perlu melakukan penelitian komprehensif soal risiko lingkungannya,” kata Nasaruddin.

Ketua Bidang Hubungan antar Lembaga DPP AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia) Bambang Hamid Sudjatmiko menyebutkan kalau Indonesia mendapatkan kuota jemaah haji yang paling besar dibandingkan negara lain. 

“Sangat mungkin jika jemaah kita memakai panduan Green Hajj ini,” kata Bambang.

Bambang juga mengusulkan adanya pelatihan dan pendidikan tema lingkungan kepada pembimbing ibadah haji dan umrah sebagai pintu masuk untuk membangun kepedulian lingkungan dari Jemaah yang akan berangkat ke Tanah Suci.

Aplikasi Green Hajj sudah dapat diunduh gratis di App Store, dan dapat digunakan oleh individu maupun agen travel sebagai langkah menumbuhkan kesadaran bahwa haji dan umrah agardapat menjadi ibadah yang mengintegrasikan dampak positif bagi lingkungan, sesama makhluk hidup serta kehidupan di bumi dengan peduli pada perubahan iklim. (RO/OL-7) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat