visitaaponce.com

Belanja Etis, Beli Kebutuhan Sembari Lestarikan Lingkungan

Belanja Etis, Beli Kebutuhan Sembari Lestarikan Lingkungan
Kode QR ini memungkinkan konsumen menelusuri rantai pasokan untuk memastikan produk mendukung prinsip keberlanjutan.(Koltiva)

BAGI sebagian perempuan, belanja menjadi salah satu kegiatan favorit. Bahkan, tak sedikit yang memanfaatkan belanja sebagai sarana healing. Nah, perilaku kita dalam berbelanja ternyata turut berpengaruh pada kelestarian lingkungan hidup dan kesejahteraan pekerja yang terlibat dalam proses produksi. Idealnya, saat berbelanja, kita menerapkan prinsip-prinsip belanja etis.

Mengapa demikian? Apa yang dimaksud dengan belanja etis? Mari simak penjelasan Manfred Borer, CEO dan Co-Founder Koltiva, startup di bidang pertanian berkelanjutan dan pelacakan rantai pasokan.

Perilaku Konsumsi Pengaruhi Lingkungan

Perilaku konsumsi, termasuk belanja, yang cenderung boros dan mengabaikan aspek berkelanjutan turut berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan dan praktik produksi yang tidak etis. Sebagai contoh, permintaan akan produk murah dan mudah didapat kadang mendorong pelaku bisnis atau produsen untuk menggunakan metode yang merugikan, menyebabkan deforestasi, mempercepat laju perubahan iklim, dan eksploitasi tenaga kerja. Praktik-praktik ini tidak hanya menguras sumber daya alam, tetapi juga merusak hak-hak dan penghidupan masyarakat.

Baca juga : Medsos Turut Pengaruhi Orangtua dalam Beli Produk untuk Anaknya 

Belanja Etis Berdampak Positif

Bersyukur, saat ini gerakan menuju konsumsi sadar dan bertanggung jawab (conscious consumption) semakin populer. Hal itu karena kesadaran akan dampak negatif konsumerisme terhadap lingkungan dan masyarakat semakin meningkat. Kini, lebih banyak konsumen berupaya memilih merek-merek yang menerapkan praktik etis dan berkelanjutan, seperti perdagangan adil, menentang praktik buruh paksa dan anak, serta menghindari deforestasi dalam rantai pasokan. Inilah yang disebut belanja etis.

“Mengutip data Euromonitor International, secara global ada lebih dari 64% konsumen berusaha memberikan dampak positif terhadap lingkungan melalui tindakan sehari-hari mereka. Mari kita juga turut berkontribusi, berbelanja secara etis serta mengonsumsi dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab akan kemungkinan dampak yang ditimbulkan,” kata Manfred.

Hindari Greenwashing

Greenwashing adalah praktik memalsukan klaim keberlanjutan yang dilakukan pelaku usaha untuk mengesankan bahwa mereka sudah melakukan upaya-upaya menjaga lingkungan hidup. Sejatinya, praktik greenwashing akan merugikan pelaku bisnis sendiri. Praktik ini dapat mengakibatkan hilangnya loyalitas, kepercayaan, dan kepuasan konsumen terhadap produk. Data dari Shift-Sustainability menunjukkan, 48% konsumen menyatakan kecenderungan untuk mengurangi pembelian dari merek yang gagal memenuhi komitmen keberlanjutan, dan 14% bahkan tidak akan membeli produk dan layanan dari merek tersebut kembali.

Baca juga : Start-up Pembayaran Raih Berkah dari Maraknya E-commerce

“Oleh karena itu, bisnis atau merek harus mengadopsi prosedur transparan dan memastikan kemudahan penelurusan di seluruh rantai pasokan. Proses ini melibatkan verifikasi untuk memastikan setiap tahap, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk akhir, mematuhi norma-norma yang berkelanjutan dan etis,” papar Manfred.

Lacak Asal-Usul Produk

Salah satu cara untuk berbelanja secara etis ialah melalui e-commerce yang mendukung keberlanjutan, seperti KoltiTrace Shop yang diluncurkan oleh Koltiva. Tempat belanja daring ini mencegah greenwashing dengan menyediakan akses yang memungkinkan konsumen menelusuri setiap perusahaan atau merek.

“Konsumen dapat dengan mudah memindai kode QR untuk melacak asal usul dan proses produksi, menjamin bahwa pembelian mereka sejalan dengan nilai-nilai mereka dan berkontribusi pada dunia yang lebih berkelanjutan dan etis,” terang Manfred.

Tak hanya itu, KoltiTrace Shop juga giat melakukan edukasi. Baru-baru ini, mereka menggelar kegiatan Eco-Conscious Week. Inisiatif ini menyoroti merek-merek lokal yang berkomitmen pada keberlanjutan, juga menekankan kekuatan konsumsi yang bertanggung jawab. (B-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eni Kartinah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat