Belanja Etis, Beli Kebutuhan Sembari Lestarikan Lingkungan
![Belanja Etis, Beli Kebutuhan Sembari Lestarikan Lingkungan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/07/4ba51db7fad0dc4eece2f715939a6df2.jpeg)
BAGI sebagian perempuan, belanja menjadi salah satu kegiatan favorit. Bahkan, tak sedikit yang memanfaatkan belanja sebagai sarana healing. Nah, perilaku kita dalam berbelanja ternyata turut berpengaruh pada kelestarian lingkungan hidup dan kesejahteraan pekerja yang terlibat dalam proses produksi. Idealnya, saat berbelanja, kita menerapkan prinsip-prinsip belanja etis.
Mengapa demikian? Apa yang dimaksud dengan belanja etis? Mari simak penjelasan Manfred Borer, CEO dan Co-Founder Koltiva, startup di bidang pertanian berkelanjutan dan pelacakan rantai pasokan.
Perilaku Konsumsi Pengaruhi Lingkungan
Perilaku konsumsi, termasuk belanja, yang cenderung boros dan mengabaikan aspek berkelanjutan turut berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan dan praktik produksi yang tidak etis. Sebagai contoh, permintaan akan produk murah dan mudah didapat kadang mendorong pelaku bisnis atau produsen untuk menggunakan metode yang merugikan, menyebabkan deforestasi, mempercepat laju perubahan iklim, dan eksploitasi tenaga kerja. Praktik-praktik ini tidak hanya menguras sumber daya alam, tetapi juga merusak hak-hak dan penghidupan masyarakat.
Baca juga : Medsos Turut Pengaruhi Orangtua dalam Beli Produk untuk Anaknya
Belanja Etis Berdampak Positif
Bersyukur, saat ini gerakan menuju konsumsi sadar dan bertanggung jawab (conscious consumption) semakin populer. Hal itu karena kesadaran akan dampak negatif konsumerisme terhadap lingkungan dan masyarakat semakin meningkat. Kini, lebih banyak konsumen berupaya memilih merek-merek yang menerapkan praktik etis dan berkelanjutan, seperti perdagangan adil, menentang praktik buruh paksa dan anak, serta menghindari deforestasi dalam rantai pasokan. Inilah yang disebut belanja etis.
“Mengutip data Euromonitor International, secara global ada lebih dari 64% konsumen berusaha memberikan dampak positif terhadap lingkungan melalui tindakan sehari-hari mereka. Mari kita juga turut berkontribusi, berbelanja secara etis serta mengonsumsi dengan penuh kesadaran dan bertanggung jawab akan kemungkinan dampak yang ditimbulkan,” kata Manfred.
Hindari Greenwashing
Greenwashing adalah praktik memalsukan klaim keberlanjutan yang dilakukan pelaku usaha untuk mengesankan bahwa mereka sudah melakukan upaya-upaya menjaga lingkungan hidup. Sejatinya, praktik greenwashing akan merugikan pelaku bisnis sendiri. Praktik ini dapat mengakibatkan hilangnya loyalitas, kepercayaan, dan kepuasan konsumen terhadap produk. Data dari Shift-Sustainability menunjukkan, 48% konsumen menyatakan kecenderungan untuk mengurangi pembelian dari merek yang gagal memenuhi komitmen keberlanjutan, dan 14% bahkan tidak akan membeli produk dan layanan dari merek tersebut kembali.
Baca juga : Start-up Pembayaran Raih Berkah dari Maraknya E-commerce
“Oleh karena itu, bisnis atau merek harus mengadopsi prosedur transparan dan memastikan kemudahan penelurusan di seluruh rantai pasokan. Proses ini melibatkan verifikasi untuk memastikan setiap tahap, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produk akhir, mematuhi norma-norma yang berkelanjutan dan etis,” papar Manfred.
Lacak Asal-Usul Produk
Salah satu cara untuk berbelanja secara etis ialah melalui e-commerce yang mendukung keberlanjutan, seperti KoltiTrace Shop yang diluncurkan oleh Koltiva. Tempat belanja daring ini mencegah greenwashing dengan menyediakan akses yang memungkinkan konsumen menelusuri setiap perusahaan atau merek.
“Konsumen dapat dengan mudah memindai kode QR untuk melacak asal usul dan proses produksi, menjamin bahwa pembelian mereka sejalan dengan nilai-nilai mereka dan berkontribusi pada dunia yang lebih berkelanjutan dan etis,” terang Manfred.
Tak hanya itu, KoltiTrace Shop juga giat melakukan edukasi. Baru-baru ini, mereka menggelar kegiatan Eco-Conscious Week. Inisiatif ini menyoroti merek-merek lokal yang berkomitmen pada keberlanjutan, juga menekankan kekuatan konsumsi yang bertanggung jawab. (B-1)
Terkini Lainnya
Perilaku Konsumsi Pengaruhi Lingkungan
Belanja Etis Berdampak Positif
Hindari Greenwashing
Lacak Asal-Usul Produk
Indonesia Diapresiasi karena Gunakan Teknologi untuk Pantau Hutan Dan Karhutla
Upaya Adaptif Mengatasi Perubahan Iklim
Menteri LHK Siti Nurbaya Teken Kerja Sama Dengan Bezos Earth Fund
Nana Sudjana Berkomitmen Selesaikan Dampak Krisis Iklim di Jateng
Properda Emas Pemprov Kaltim Berhasil Dipertahankan Sembilan Kali
Peluncuran Aliansi Kolibri Jadi Upaya Nyata Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pertanian
Pemerintahan Baru Diharapkan Memiliki Strategi Jitu Kelola SDA
Izin Tambang untuk Ormas Alat Transaksi Kekuasaan dan Obral SDA
Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Cenderung tidak Inklusif
Menteri LHK: RUU KSDAHE Penting untuk Perkuat Konservasi di Indonesia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap