visitaaponce.com

Riset tentang Teh Hijau dan Ginseng untuk Rawat Kulit

Riset tentang Teh Hijau dan Ginseng untuk Rawat Kulit
Salah satu kreasi pertama dari Green Innovation Lab ialah Retinol Cica Moisture Recovery Serum. (DOK Pribadi.)

RISET Amorepacific tentang teh hijau berawal dari 1970-an. Budi daya kebun teh hijau organik berlangsung di Pulau Jeju yang bersih di pantai selatan Semenanjung Korea. Satu-satunya perusahaan kecantikan di dunia yang memproduksi teh hijau itu juga memimpin riset tentang manfaat teh hijau dalam perawatan kulit, termasuk menemukan varian baru dengan efek pelembap kulit dan antioksidan yang memiliki manfaat 1,5-2 kali lebih besar dari varian teh hijau probiotik yang telah dipatenkan.

Selain itu, ginseng di Asia telah dianggap akar dari vitalitas. Pada 1960-an, Amorepacific mengawali riset tentang ginseng guna mewujudkan potensi herba tradisional ini bagi kecantikan serta memanfaatkan saponin dari ginseng sebagai bahan aktif yang memiliki efek antipenuaan dan membantu mencerahkan kulit. Kini, sains dan warisan perusahaan tentang herba berkhasiat ini melatarbelakangi merek perawatan kulit mewah yang telah mendunia, Sulwhasoo.

"Kami juga mulai meneliti hyaluronic acid, kandungan yang sangat melembapkan kulit pada 1980-an. Inovasi terkini dari laboratorium ialah blue hyaluronic acid," ujar Eun-san Jeong, General Manager, Amorepacific Indonesia. Produknya Laneige merilis kandungan ini di lini produk terbaru yang telah dipatenkan, yakni Water Bank. Blue hyaluronic acid berdimensi 1/2.000 dari ukuran normal hyaluronic acid biasanya. 

Kandungan ini terserap 263x lebih cepat serta mampu melembapkan hingga lapisan kulit yang ke-10, menjaga keseimbangan struktur kulit hingga 300%, serta mempertahankan kelembapan kulit selama 100 jam. Temuan riset ini berasal dari penelitian gaya hidup konsumen modern dengan menganalisis perubahan gaya hidup konsumen.

Ginsenomics ialah intisari dari riset yang dilakukan Sulwhasoo tentang ginseng. Ginseng Korea mengandung lebih dari 30 tipe saponin yang berbeda dan tersedia dalam jumlah yang sangat kecil. Saponin ini memiliki khasiat antipenuaan yang terbaik. 

Ketika berhasil menemukan khasiat tersebut, Sulwhasoo melakukan metode yang semakin mutakhir ketimbang hanya mengekstraksi kandungan langka ini dengan mengentalkannya hingga 6.000 kali agar mudah digunakan pada kulit, lalu memberikannya nama baru yakni Ginsenomics. Perkembangan ini dicapai oleh Sulwhasoo Heritage & Science Center (SHSC), pusat riset yang berpengalaman selama lebih dari 50 tahun mengkaji herba tradisional Korea. 

Di sisi lain, Green Innovation Lab merupakan salah satu inisiatif dari merek Innisfree untuk menciptakan produk yang sangat berkhasiat dengan bahan bersih dan tidak menimbulkan iritasi. Laboratorium ini juga membuat formula dengan cara-cara yang mengurangi limbah dan dampak negatif terhadap alam. Salah satu kreasi pertama dari Green Innovation Lab ialah Retinol Cica Moisture Recovery Serum. 

Produk itu menggunakan formula Jeju-Liposomlogy yang merupakan perpaduan dari retinol murni dalam kadar rendah, Ceramide NP, bahan yang terbuat dari Centella asiatica serta hyaluronic acid. Produk ini terbukti meningkatkan kondisi kulit secara efektif dengan mengurangi produksi minyak, komedo, pigmentasi, kemerahan, bahkan kulit bertekstur. 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat