visitaaponce.com

Tingkatkan Kesadaran untuk Cegah dan Kendalikan Hepatitis di Tanah Air

Tingkatkan Kesadaran untuk Cegah dan Kendalikan Hepatitis di Tanah Air
Managing Director Merck Sharp & Dohme Indonesia, George Stylianou.(Ist)

BERTEPATAN dengan Hari Hepatitis Sedunia, Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia menegaskan pentingnya kesadaran terhadap masalah hepatitis di Indonesia dan menjelaskan pentingnya akses pengobatan bagi masyarakat.

Dengan tema nasional tahun ini “Mendekatkan Akses Pengobatan Hepatitis karena Hepatitis Tidak dapat Menunggu”, diharapkan adanya peningkatan upaya penanggulangan melalui pencegahan, pengendalian penyakit hepatitis di Indonesia. 

Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus dan menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di dunia, termasuk Indonesia.

Virus Hepatitis B dan C ini menyebabkan sekitar 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya. Situasi itu tergambarkan dengan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dimana prevalensi pengidap hepatitis di Indonesia adalah 0,4%.

Hepatitis C menjadi salah satu jenis hepatitis prioritas dan sorotan saat ini di Indonesia karena risiko penularannya yang tinggi.

Pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis memiliki presentasi risiko tinggi untuk terinfeksi virus Hepatitis C, yaitu sebesar 15,16%.

Ironisnya, risiko terinfeksi virus Hepatitis C akan semakin meningkat apabila semakin lama waktu pasien tersebut menjalani hemodialisis.

Prevalensi Hepatitis C pada pasien hemodialisis masih tetap tinggi karena pasien tersebut memiliki kecenderungan untuk menularkan virus Hepatitis C ke pasien Hemodialisis lainnya.

Hal itu juga dipicu karena pasien hemodialisis dengan Hepatitis C jarang mendapatkan pengobatan yang optimal. 

George Stylianou, Managing Director Merck Sharp & Dohme Indonesia, mengatakan,“Memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada hari ini, MSD Indonesia memiliki harapan agar masyarakat sadar pentingnya pemahaman yang tepat pada Hepatitis, deteksi dini, dan akses pengobatannya yang optimal. "

"Kami memahami bahwa keterbatasan ekonomi dan sosial dapat menimbulkan ketimpangan dan tantangan bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan optimal dengan kualitas yang tinggi," katanya.

Baca juga: Waspada, Inilah Gejala Hepatitis Akut pada Anak

"Namun, akses pengobatan yang optimal dan deteksi dini nantinya memiliki peranan yang besar dalam menurunkan angka penderita Hepatitis C dan risiko penularannya,” jelas George Stylianou.

“Melalui momentum ini, diharapkan semua pihak baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat berkolaborasi untuk mewujudkan generasi bebas hepatitis," ucapnya.

"Di MSD, kami bekerja dengan mengutamakan inovasi terhadap pengobatan yang optimal bagi pasien dan terus memastikan pengobatan ini dapat diakses oleh pasien yang membutuhkan," kata George.  

"Kami sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk merealisasikan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengeliminasi Hepatitis C pada tahun 2030,” terang George.

Di Indonesia, saat ini telah tersedia terapi anti Hepatitis C Virus golongan Direct Acting Antivirus (DAA) yang telah terbukti secara klinis mencapai respons kesembuhan lebih dari 95%.

Selain itu, upaya-upaya pencegahan infeksi Hepatitis C bagi pasien Hemodialisis juga penting dilakukan, yaitu dengan menjalani standar prosedur pengendalian infeksi meliputi perilaku higienis yang terbukti secara efektif dapat mencegah penularan melalui darah dan cairan yang terkontaminasi diantara pasien.

Melakukan upaya disiplin dalam menjaga kebersihan tangan, keamanan injeksi, dan pembersihan lingkungan. (RO/OL-09)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat