visitaaponce.com

Kenali Serba Serbi Bibir Sumbing

Kenali Serba Serbi Bibir Sumbing
Webinar Mengenal Tatalaksana Celah Bibir dan Langit-langit yang diselenggarakan RS Sentra Medika Cibinong.(Dok RS Sentra Medika Cibinong)

WHO mencatat bahwa ada 1 kasus bibir sumbing dan celah langit terbuka yang ditemukan dari 1000-1500 kelahiran di dunia.

RS Sentra Medika Cibinong kemudian membahasnya melalui webinar Mengenal Tatalaksana Celah Bibir dan Langit-langit pada Sabtu (6/8). Bibir sumbing dan celah langit terbuka merupakan suatu kelainan yang didapatkan sejak lahir dan masih menjadi permasalahan bagi masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.

Dalam webinar itu hadir Dr. dr. Aditya Wardhana, Sp.BP-RE(K) yang merupakan spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, serta dr. Rininta Christabella yang merupakan residen bedah dan founder dari Let’s Share Indonesia.

Adit menyebutkan bahwa menurut data dari Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan bahwa persentase anak usia 24 hingga 59 bulan yang mengalami sumbing adalah 0,08 persen. Sedangkan untuk jenis sumbing terbanyak yang ditemukan melalui studi kohort di Jawa Barat adalah jenis palatoschisis. Penyebab bibir sumbing dan celah langit terbuka sendiri bersifat multifaktorial atau merupakan gabungan dari beberapa faktor sekaligus.

Adit menjelaskan bahwa bibir sumbing sendiri merupakan kelainan bawaan pada daerah wajah dan mulut, mulai dari bibir, dasar hidung, gusi, hingga langit-langit. “Kalau lengkap berarti melibatkan semuanya, termasuk dari palatum durum dan palatum mole. Kalau yang tidak lengkap hanya misalnya terbatas di bibir saya atau sebatas di gusi saja,” kata Adit.

Adit melanjutkan kejadian bibir sumbing kebanyakan terjadi di ras Asia, kehamilan dengan usia ibu lebih dari 30 tahun.

Kemudian karena bibir sumbing mengganggu asupan Air Susu Ibu ataupun asupan susu lain, dia memberikan solusi demikian, "Ada dot yang khusus, atau saat menyusui bagi ibu maupun anaknya posisinya harus tegak, posisikan nipple pada sisi mulut yang tidak ada celah. Misalnya yang sumbing sebelah kiri, nah di sebelah kanan. Kemudian dibantu ibunya untuk memijat supaya air ASInya juga tidak terlalu deras.

Di kesempatan yang sama dokter Rininta Christabella mengngkapkan pihaknya membantu memfasilitasi anak anak cacat sejak lahir, kemudian atresia ani, atresia esofagus, dan kelainan jantung bawaan, sehingga tidak hanya bibir sumbing. "Kebetulan saya bekerja sama dari awalnya Lets Share bersama dokter Aditya spesialis bedah plastik untuk membantu anak anak yang kurang beruntung ini untuk mendapatkan comprehensive treatment jika mereka tidak memiliki jaminan kesehatan," ucapnya.

Keinginan berbagi dan menolong sesama itu dimulai pada 2015. "Saat itu saya dengan Dita Soedarjo membangun yayasan berbagi kasih Indonesia ini, awalnya kami berfokus pada edukasi anak dan wanita,  "Kemudian karena saya juga dokter, saya juga tersentuh untuk lebih membangun ke arah healthcare."

Lets share tidak hanya memenuhi kebutuhan untuk pembiayaan rumah sakit, tetapi juga (kebutuhan) seperti popok, susu, transportasi dan rumah tinggal atau rumah singgah, "Kita bahkan punya Lets Share Home untuk pasien itu bisa berobat di Jakarta," tutup dia. (OL-12)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat