visitaaponce.com

Kenali Gangguan Haid yang Bisa Terjadi pada Wanita

Kenali Gangguan Haid yang Bisa Terjadi pada Wanita
Ilustrasi(Dok Freepik)

Dalam acara ini disebutkan bahwa setiap wanita memiliki siklus haid yang berbeda. Sebagian di antaranya mengalami  haid yang selalu tepat waktu, sementara beberapa wanita lainnya memperoleh haid yang tidak teratur. Haid tidak teratur sendiri ada banyak macamnya. Haid bisa datang terlambat atau terlalu cepat, berlangsung   terlalu lama atau terlalu singkat. Perdarahan saat haid juga bisa lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya, dan keluhan juga yang cukup tinggi angka nya adalah nyeri hebat yang berat dirasa oleh pasien setiap siklus haid nya setiap bulan.   

Ada beberapa gangguan haid berbeda yang dapat dialami oleh wanita. Beberapa di antaranya adalah: amenorrhea (tidak haid), perdarahan berlebih, dismenore (haid yang terlalu sakit), sindrom prahaid(PMS), dan kelainan disfonik pra haid (PMDD).

Penyebab secara umum pada keluhan gangguan haid, dapat digolongkan menjadi penyebab organik (Pasca miomektomi, endometriosis, kongesti ovarium, gangguan hipofisis, gangguan gonad ( sindroma Turner), gangguan tiroid, gangguan uterus / vagina, endometriosis, gangguan gizi, obesitas, psikosis, dan ketidakseimbangan hormonal ( estrogen dan progesteron )

Menurut data Global, Angka kejadian dari Gangguan Haid pada perempuan usia subur di Indonesia berada di angka 1:10 pasien. Tinggi nya angka tersebut, menjadikan Brawijaya Hospital Antasari fokus dalam membentuk layanan gangguan haid terpadu ini, layanan yang komprehensif dalam serangkaian pemeriksaan, diagnostic hingga terapi dalam penanganan seluruh keluhan gangguan haid yang timbul. Seluruh keluhan yang mungkin dialami oleh wanita dapat ditangani secara komprehensif oleh tim ginekologi yang memang ahli di bidangnya.

Endometriosis
Endometrioisis adalah nama yang diberikan untuk kondisi dimana jaringan yang ada dilapisan rahim (endometrium) ditemukan di luar Rahim, di tempat lain di dalam tubuh. Setiap bulan, jaringan ini bereaksi dengan cara yang sama dengan jaringan yang biasanya melapisi rongga rahim, membangun dan kemudian memecah dan berdarah. Berbeda dengan jaringan dalam rahim yang meninggalkan tubuh sebagai suatu periode yang dikenal banyak wanita dengan Haid/Menstruasi, darah dari jaringan endometriosis ini tidak memiliki cara untuk melarikan diri. Ini dapat menyebabkan peradangan, rasa sakit dan pembentukan jaringan parut. Endometriosis juga dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya, termasuk penyakit dan kanker autoimun tertentu, fibroid dan adenomiosis.

Endometriosis mempengaruhi sekitar 176 juta wanita di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, endometriosis adalah salah satu penyebab utama operasi laparoskopi dan histerektomi dilakukan, diperkirakan 1 dari 10 wanita menderita di Amerika Serikat, namun banyak yang tetap tidak terdiagnosis. Endometriosis dapat mempengaruhi semua wanita dan remaja perempuan pada usia subur, terlepas dari ras/etnis dan keadaan sosial-ekonomi mereka.

Endometriosis berdampak pada semua aspek kehidupan termasuk sekolah, karier, keuangan, hubungan, dan kesejahteraan wanita secara keseluruhan. Dampak ekonomi dari endometriosis juga sangat mengejutkan, sebuah bisnis dapat kehilangan miliaran dolar setiap tahun karena produktivitas dan ketidakhadiran seorang pekerja wanita yang terganggu karena penyakit endometriosis. Selain itu, endometriosis dapat juga berdampak signifikan pada kehidupan wanita dalam beberapa cara, seperti nyeri kronis, kelelahan / kekurangan energi, depresi, masalah dengan kehidupan / hubungan seks pasangan, ketidakmampuan untuk hamil, dan bahkan kesulitan dalam memenuhi komitmen kerja dan sosial.

Namun, dengan penanganan endometriosis yang tepat, banyak dari masalah ini dapat diatasi, dan gejala endometriosis menjadi lebih mudah ditangani.

"Mitos-mitos yang perlu dihilangkan adalah omongan orang tua tentang nyeri haid. Maaf omongan orang tua memang nomor satu, tetapi kalau masalah haid saya kurang setuju. Jadi, kalau orang tua ngomong 'nyeri haid jangan minum obat nanti ketergantungan', justru itu salah. Kalau ada nyeri kita harus hilangkan nyerinya," tutur dr Mohammad Haekal, SpOG saat peluncuran poli Gangguan Haid dan Endometriosis Terpadu di Brawijaya Hospital Antasari baru-baru ini.

Penyebab pasti endometriosis memang belum diketahui. Tetapi para ahli menduga ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi kondisi ini, seperti gangguan sistem kekebalan tubuh, menstruasi mundur, implantasi bekas luka bedah, hingga transformasi sel peritoneum. “Penanganan pada endometriosis tidak cukup dengan operasi, karena penangananya harus long term treatment. Selama wanita masih haid, endometriosis akan bisa tetap tumbuh,” ungkap dr.M. Luky Satria, Sp.OG. (OL-12)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat