visitaaponce.com

Kenali Misteri Nyeri Pramenstruasi

Kenali Misteri Nyeri Pramenstruasi
Banyak perempuan mengalami nyeri di bagian perut menjelang menstruasi.(123RF)

KAUM hawa, pernahkah  Anda mengalami rasa sakit misterius di satu sisi perut bagian bawah yang terjadi sebelum menstruasi? Lalu, rasa sakit itu datang setiap bulan  dan hingga kira-kira di tengah-tengah siklus menstruasi Anda?

Sensasi tersebut kemungkinan besar adalah rasa sakit yang berhubungan dengan ovulasi atau yang dikenal dalam dunia medis sebagai mittelschmerz (istilah Jerman untuk 'nyeri tengah').

Profesor kebidanan dan kandungan di Columbia University Jenna Turocy mengatakan, sulit untuk menentukan seberapa seringnya terjadi nyeri ovulasi karena dalam banyak kasus nyeri ovulasi sangat ringan.

Beberapa penelitian menunjukkan sebanyak 40% wanita usia subur merasakan nyeri ovulasi hampir setiap bulan. Hal ini juga sulit untuk diidentifikasi karena kasus yang beragam, seperti sensasi yang dirasakan berlangsung selama beberapa menit atau berjam-jam. Kadang-kadang terasa seperti kram ringan atau bagi yang lain sangat menyakitkan sehingga disalahartikan sebagai radang usus buntu.

Wakil Presiden American Society for Reproductive Medicine, Elizabeth Ginsburg mengatakan ovulasi adalah proses yang cukup rumit. Ginsburg yang juga profesor kebidanan dan kandungan di Harvard Medical School itu mengatakan proses ini melibatkan satu folikel (kantung berisi cairan di dalam ovarium yang membawa satu sel telur) yang mengembang drastis, dari kurang dari empat milimeter menjadi lebih dari 10 milimeter, dalam hitungan hari. Ketika folikel telah matang, sel telur akan keluar melalui permukaannya.

Ginsburg mengatakan, ultrasonografi menunjukkan bahwa ovulasi bertepatan dengan ledakan kecil cairan dan terkadang darah di permukaan ovarium. Karena ovulasi terjadi di salah satu dari dua ovarium, mereka yang merasakan nyeri akan menyadari bahwa hal itu terjadi pada sisi yang bergantian dari satu siklus ke siklus berikutnya.

"Pasien saya kebanyakan mengalami ketidaksuburan dan sedang berusaha untuk hamil, sehingga mereka merasa agak tenang ketika merasakan nyeri ini," kata Ginsburg, dilansir dari New York Times, Senin (22/4).

Tidak jelas bagian mana dari proses ovulasi yang dapat menyebabkan rasa sakit. Sebuah penelitian dari tahun 1980 yang mengukur kadar hormon dan ukuran folikel menemukan bahwa wanita melaporkan rasa sakit sebelum sel telur muncul, menunjukkan bahwa rasa sakit tersebut mungkin merupakan "peristiwa pra-ovulasi".

Sementara itu, dokter kandungan di UCLA Health Aparna Sridhar mengatakana ada dua penyebab potensial lainnya, hormon luteinising, yang disebut LH, memicu pecahnya folikel, dan prostaglandin, yang merupakan zat mirip hormon yang memacu kontraksi otot, termasuk pada otot-otot di sekitarnya seperti usus. Lonjakan LH mengundang lonjakan prostaglandin.

Remaja yang baru saja mulai menstruasi, misalnya, cenderung tidak merasakan nyeri ovulasi. Hal ini kemungkinan besar karena folikel mereka berkembang dan tidak berovulasi pada saat itu. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki kadar LH atau prostaglandin yang tinggi.

Gynaecologistat di Mayo Clinic Daniel Breitkopf mengungkapkan, nyeri ovulasi seharusnya tidak melemahkan. Namun, nyeri hebat yang tidak mereda selama 24 jam merupakan tanda adanya masalah yang lebih besar.

"Saya telah melihat bahwa ketika orang datang untuk mendapatkan perawatan ini, sudah sampai pada titik di mana hal ini sangat buruk dan mempengaruhi kehidupan mereka. Kadang-kadang, cukup parah sehingga mereka harus mengambil cuti kerja."

Dalam beberapa kasus, rasa sakit mungkin merupakan indikasi perdarahan internal yang berlebihan dari folikel yang pecah, yang mungkin memerlukan pembedahan. Wanita dengan endometriosis atau yang pernah menjalani pembedahan akan membuat ovariumnya terluka dan cenderung merasakan nyeri yang lebih akut di sekitar masa ovulasi.

Para ahli mengatakan, obat dan perawatan yang membantu mengatasi kram menstruasi juga dapat membantu mengatasi sebagian besar kasus nyeri ovulasi ringan, seperti obat pereda nyeri yang dijual bebas. Selain itu, kompres hangat juga dapat membantu meringankan nyeri.

Bagi mereka yang tidak berusaha untuk hamil dan rasa sakitnya mengganggu aktivitas sehari-hari, KB hormonal adalah pilihan lain karena cenderung menghentikan ovulasi.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat