Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
![Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/063fb2abe17d1140f689ef7cddb3adc5.jpg)
SEBUAH penelitian terbaru, yang dirilis Kamis (8/9), menemukan bahwa pemanis buatan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Pemanis buatan dikonsumsi oleh jutaan orang setiap harinya dari produk seperti diet soda, karena mereka menghindari kenaikan berat badan akibat mengonsumi gula. Namun, efek samping dari pengganti gula ini masih menjadi kontroversi.
Demi mengetahui risiko dari pemanis buatan ini, peneliti dari Institut INSERM di Prancis menganalisa data dari lebih dari 100 ribu orang dewasa di Prancis yang melaporkan pola makan, gaya hidup, dan data medis mereka antara 2009 dan 2021 sebagai bagian dari penelitian NutriNet-Sante.
Baca juga: Hindari Santapan Manis Sebelum Tidur, Ini Akibat Buruknya
Sebanyak 37% responden mengonsumsi pemanis buatan dengan rata-rata 42 miligram per hari. Jumlah itu sama dengan satu paket pemanis buatan atau sepertiga kaleng diet soda.
Dalam penelitian yang berlangsung selama sembilan tahun, ditemukan 1.502 masalah jantung, termasuk serangan jantung, angina, dan stroke.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal BMJ mengindikasikan bahwa penyakit jantung dialami oleh 346 dari 100 ribu orang yang mengonsumi pemanis buatan dibandingkan 314 dari 100 ribu orang yang tidak.
"Hasil penelitian ini sejalan dengan laporan teranyar WHO yang tidak mendukung penggunaan pemanis buatan sebagai pengganti gula," ujar pemimpin penelitian INSERM Mathilde Touvier.
April lalu, WHO merilis pernyataan yang mengatakan tidak ada bukti yang jelas bahwa pemanis nongula efektif menurunkan atau mengendalikan berat badan dalam jangka panjang.
Sebelumnya, penelitian lain pada awal tahun ini yang menggunakan data Nutri-Net menemukan adanya korelasi antara kanker dan pemanis buatan seperti aspartame, acesulfame potassium, dan sucralose.
Namun, penelitian obsevasional semacam ini menuai kritik karena tidak bisa memastikan penyebab perbedaan yang ada antara penggunaan pemanis buatan dengan yang tidak.
Naveed Sattar, pakar kesehatan metabolis dari Universitas Glasgow menyebut penelitian itu tidak bisa menjawab pertanyaan yang ada.
"Itu karena ada perbedaan besar pada karakteristik orang-orang yang mengonsumi pemanis buatan dengan yang tidak," ungkapnya.
Karenanya, Sattar, meminta pemerintah di dunia membiayai penelitian jangka panjang mengenai penggunaan pemanis buatan. (AFP/OL-1)
Terkini Lainnya
Terpapar Polusi Udara Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Atlet China Zhang Zhi Jie Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung, Mengapa Bisa Terjadi?
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
7 Tips Berolahraga Aman Bagi Penderita Penyakit Jantung
Minum Obat Hipertensi Harus Terus Dilakukan Sampai Tekanan Darah Normal
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
Ramalan Zodiak Gemini Hari ini 3 Juli 2024: Jangan Bosan untuk Belajar
Tidur Berkualitas Buat Hidup Lebih Produktif
Presiden Minta Peningkatan Investasi di Sektor Kesehatan Dipercepat
9 Manfaat Buah Pala bagi Kesehatan Tubuh, ini Kandungannya
Belanja Asuransi Kesehatan Sosial Naik, Mayoritas ke Rumah Sakit
Raih Akreditasi Paripurna, PT. Nayaka Era Husada Berhasil Kelola 6 Klinik PT.HM Sampoerna
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap