Banyak Konsumsi Makanan Cepat Saji bikin Anak Lambat Pahami Matematika dan Sains
![Banyak Konsumsi Makanan Cepat Saji bikin Anak Lambat Pahami Matematika dan Sains](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/09/95a01e69cc085471b58cd12df52d3b13.jpg)
MAKANAN cepat saji atau biasa disebut fast food sudah lama diketahui tidak baik untuk kesehatan, baik tua maupun muda. Selain obesitas, studi terbaru menemukan bahwa kebiasaan memakan makanan cepat saji ini juga membuat otak anak lambat dalam memahami ilmu matematika dan sains.
“Ada banyak bukti bahwa mengonsumsi makanan cepat saji dapat menimbulkan obesitas pada masa kanak-kanak. Namun, masalahnya tidak berakhir di sana. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji, akan merusak performa anak-anak di kelas,” ujar Kelly Purtell, salah satu penulis studi penelitian.
Studi yang dipublikasikan oleh Clinical Pediatrics melakukan penelitian terhadap 11.740 siswa, mulai dari kelas 5 SD hingga 8 SMP. Data tersebut dikumpulkan oleh Pusat Statistik Pendidikan Nasional dan diurutkan oleh berbagai peneliti di Universitas Ohio State.
Siswa kelas 5 SD, diuji dengan membaca dan memahami mata pelajaran matematika dan sains. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji 4-6 kali per minggu pada kelas 5 SD, menunjukkan performa lebih rendah pada kelas 8 SMP di mata pelajaran tersebut.
Sedangkan, anak-anak yang memakan makanan cepat saji 1-3 kali dalam seminggu, mengalami penurunan performa di bidang matematika, dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengonsumsi makanan cepat saji.
Penelitian ini dikabarkan masih dilakukan penelitian lapangan lebih lanjut. Namun, mengetahui bahaya makanan cepat saji untuk dewasa pun seharusnya menyadarkan bahwa fastfood juga lebih berbahaya jika dimakan oleh anak-anak.
Orang dewasa, khususnya para orang tua didorong untuk menuntun anak agar selalu mengonsumsi makanan yang sehat, sesuai anjuran yaitu 4 sehat 5 sempurna. Hal ini harus dilakukan sejak dini.
Namun, bukan berarti makanan cepat saji dilarang. Hanya saja tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi terlalu sering. Untuk membantu mengembalikan nutrisi si anak, peneliti menyarankan anak untuk makan makanan dan minuman yang tinggi nutrisi dan vitamin ketika mengonsumsi makanan cepat saji. (Medcom.id/H-2)
Terkini Lainnya
11 Manfaat Daun Jarak bagi Kesehatan Tubuh
Kadar Bromat Jangan Melebihi Ambang Batas
Ramalan Zodiak Cancer Hari ini: Jujur dan Jadilah Diri Sendiri
Hippindo Tolak Pasal Tembakau dalam RPP Kesehatan
11 Manfaat Buah Pepaya untuk Kesehatan Tubuh
Avrist Assurance Gelar health Talk Hadirkan Komika Ridwan Remin dan Pukovisa Prawiroharjo
Alami Gizi Buruk, Anak-anak Suku Asli Amazon Dirawat di Rumah Sakit
HaloPuan dan Muslimat NU Lawan Stunting di Majalengka, Jabar
Danone Ajak Masyarakat Atur Pengeluaran Agar Gizi Anak Bisa Optimal
FKUI Gelar Pelatihan Pencegahan Stunting untuk Dokter di NTT
BKKBN Apresiasi Pemkab Sumenep dalam Tangani dan Cegah Stunting
HaloPuan Melawan Stunting Dilaksanakan di Kota Bogor
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap