visitaaponce.com

Yuk, Kenali Gejala Penyakit Jantung Bawaan

Yuk, Kenali Gejala Penyakit Jantung Bawaan
Ilustrasi penyakit jantung(Freepik.com)

PENYAKIT jantung bawaan (PJB) dapat dikenali sejak dini. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Oktavia Lilyasari, SpJP(K), FIHA menyampaikan pada bayi baru lahir, gejalanya dapat diketahui seperti sulitnya dia menyusu, napasnya cepat, biru dan berkeringat dingin.

Lalu, pada anak usia satu bulan ke atas, gejala mencakup seringnya dia tersedak atau terputus saat menyusu, berat badan susah naik, gangguan tumbuh kembang, keluhan biru, infeksi saluran napas berulang dan keterbatasan melakukan aktivitas.

"Biru biasanya di mukosa bibir, mulut, kadang di bawah area mata, bibir warna ungu, kalau berlanjut lebih lama akan timbul jari jendol-jendol seperti tabung dan biru," kata Oktavia dalam sebuah acara daring, Kamis (22/9).

Tanda lainnya bising jantung saat pemeriksaan jantung, nadi lemah dan ekstremitas teraba dingin. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang seperti rekam jantung, rontgen dada, pemeriksaan lanjutan berupa kateterisasi jantung.

Sementara pada remaja keluhannya antara lain mudah lelah, sesak napas, sering terbangun karena sesak, sakit dada, berdebar, pingsan serta bengkak di bagian perut dan kaki.

Baca juga: Gara-gara Rokok, Pasien Penyakit Jantung di Indonesia Lebih Muda Dibanding Eropa

Berbicara faktor risiko PJB, antara lain kelainan gen, riwayat keluarga dengan PJB, sindroma-sindroma tertentu dan faktor ibu seperti mengalami penyakit rubella, toksoplasma, mengalami diabetes, sering menggunakan obat yang tidak direkomendasikan dokter kandungan, kebiasaan minum beralkohol, terpapar radiasi dan merokok.

Oktavia mengatakan sekitar 30% penyakit jantung bawaan dapat ditemukan pada bulan-bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu, maka deteksi dini menjadi hal penting kemudian melakukan proses rujukan untuk mendapatkan diagnosis konfirmasi dengan jelas.

"Masalah terutama di negara berkembang keterlambatan diagnosis. Sebuah jurnal tahun 2016 menyebutkan sekitar 85,1% kasus PJB terlambat didiagnosis. Kalau terlambat kemungkinan tata laksana juga akan terlambat," ungkapnya.(Ant/OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat