visitaaponce.com

Stigma Negatif Jadi Tantangan Literasi Kesehatan Mental

Stigma Negatif Jadi Tantangan Literasi Kesehatan Mental
Petugas medis memeriksa kesehatan mental pasien yang menjalani rehabilitasi gangguan jiwa di Yayasan Jamrud di Bekasi, Jawa Barat.(ANTARA/Risky Andrianto)

AHLI Madya Epidemiologi Kesehatan di Direktorat Kesehatan Jiwa Kemenkes Edduwar Idul Riyadi menyebut bahwa stigma negatif merupakan tantangan utama dalam meliterasi masyarakat terkait pentingnya memahami kesehatan mental.

Stigma negatif yang dimaksud berkaitan dengan label atau sebutan gila dan hal-hal di luar nalar yang tidak dipahami masyarakat secara umum. Padahal, pengetahuan mengenai kesehatan mental perlu dipahami warga untuk mencegah perilaku diskriminatif terhadap pasien kesehatan mental.

"Istilah-istilah tersebut sering dialamatkan kepada penderita gangguan jiwa. Stigma negatif itu ditempelkan sebagai hal yang menggambarkan kegilaan dan membuat itu (pemahaman kesehatan mental) menjadi sesuatu tabu, tidak baik untuk dibicarakan. Tidak sedikit akhirnya masyarakat menjadi diskriminatif terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa," kata Edduwar, dikutip Minggu (16/10).

Baca juga: Penggunaan Media Sosial Secukupnya untuk Jaga Kesehatan Mental

Edduwar berharap tantangan stigma negatif itu bisa berkurang seiring dengan mulai terbukanya akses informasi dari berbagai saluran digital yang memberikan edukasi terkait kesehatan mental, khususnya bagi generasi muda.

"Saya melihat, saat ini, untungnya anak-anak muda sekarang lebih antusias dan semangat memahami masalah kesehatan mental. Mereka tidak lagi memandang masalah kesehatan mental menjadi sesuatu yang tabu dan menjadi hal yang di luar nalar," ungkapnya.

Ia berharap masyarakat bisa lebih bijak memahami kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Karena bagaimanapun kesehatan mental dapat ditangani dengan pengobatan yang tepat seperti konsultasi ke psikolog hingga penanganan medis bersama psikiater.

"Masalah kesehatan jiwa ini memang harus banyak disuarakan karena masalah kesehatan jiwa bukanlah sesuatu yang tabu atau merupakan kutukan. Kesehatan jiwa juga sama seperti kesehatan fisik yang bila diobati bisa mengalami perbaikan, pemulihan, dan bahkan kesembuhan," tutup Edduwar. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat