visitaaponce.com

Muhammadiyah Beri MPK Award kepada Tiga Kader Teladan

Muhammadiyah Beri MPK Award kepada Tiga Kader Teladan
Penerima penghargaan ini diwakili oleh putra/putri kader teladan.(DOK Pribadi.)

MAJELIS Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kelima di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Selasa (18/10)-Kamis (20/10). Tema utama dalam kegiatan ini yaitu Rancang Bangun Kader untuk Kemaslahatan Bangsa dan Negara. Kegiatan ini dirancang sebagai bagian menguatkan sistem perkaderan dalam Persyarikatan Muhammadiyah. 

Rektor UMM Dr. Fauzan menyebut kegiatan ini harus bisa memberikan perubahan mindset dalam mengembangkan sistem perkaderan dan mendekonstruksi cara berpikir tentang kader. "Kita perlu berijtihad terhadap terminologi-terminologi kader. Alam berpikir tentang kader dan perkaderan harus berubah. Karenanya, hasil dari kegiatan ini harus di atas rata-rata, bukan yang biasa saja," ujarnya. 

Dalam kesempatan ini, diserahkan MPK Award kepada tiga kader hebat. Mereka ialah Drs. Mohammad Djasman Al-Kindi (Ketua Pertama Badan Pendidikan Kader dan Rektor Pertama Universitas Muhammadiyah Surakarta); Prof. Dr. A. Malik Fadjar., M.Sc (Inisiator Ideologi, Politik, dan Organisisi (Ideopolitor) dan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia); dan Ir. H. Dasron Hamid., M. Sc (Ketua Badan Pendidikan Kader dan Pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). 

Penerima penghargaan ini diwakili oleh putra/putri kader teladan. Helman Muhammad mewakili Keluarga Djasman Al-Kindi, Siska Nur Asyraf mewakili keluarga Dasron Hamid, dan Nazaruddin Malik mewakili keluarga Malik Fadjar. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir menyatakan ketiga tokoh itu menjadi teladan penting bagi kader hari ini. "Pak Malik Fadjar, Pak Dasron Hamid, dan Pak Djazman memiliki peran yang penting. Ketulusan, pengkhidmatan, dan kecintaannya terhadap Muhammadiyah luar biasa. Pak Djazman menggagas lahirnya Majelis Diktilitbang. Pak Malik merintis UMM dan memiliki banyak gagasan tentang pendidikan. Pak Dasron punya orientasi yang membangun, termasuk membangun kampus UMY dari nol sampai sekarang."

Kunci dari keberlangsungan Muhammadiyah, Islam, dan bangsa ialah perkaderan. Perkaderan dalam pandangan Muhammadiyah seperti anak panah yang siap dilepaskan. Mereka perlu terus mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan zaman. 

Kemampuan kader menjawab tantangan zaman ini perlu didudukung oleh sikap yang terbingkai dalam satu sikap. Kader Muhammadiyah sudah diajari untuk memiliki integritas, marwah, tidak korupsi, tidak menyimpang, tidak menyeleweng, dan tidak menyalahgunakan. "Ke depan, Muhammadiyah akan berada di era yang cair dan penuh kompetisi. Kalau kita ingin membawa kemaslahatan bagi bangsa dan negara, harus mempunyai sikap itu," unggap Haedar. (RO/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat