Menkes Mencegah Stroke Lebih Baik dengan Hidup Sehat
![Menkes: Mencegah Stroke Lebih Baik dengan Hidup Sehat](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/11/7adce11c6c3de3d17c8b1fbb53f6a5e9.jpeg)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan mencegah terjadinya stroke lebih baik dari pada mengobati. "Kita harus mencegah stroke ini bagaimana kita tetap hidup sehat agar mencegah terjadinya stroke. Keluarga dan orang terdekat kita untuk sering hidup sehat yakni mengatur makan dan olahraga teratur," kata Budi dalam Peringatan Hari Stroke Sedunia tahun 2022, Selasa (8/11).
Dirinya menceritakan bahwa stroke sudah sangat akrab dengannya karena almarhum sang ibu juga mengalami stroke hingga akhir hayatnya. Setelah menjadi menteri kesehatan dirinya baru sadar bahwa stroke di Indonesia sangat besar karena dari sisi kematian menduduki nomor 3 dan dari sisi beban pembiayaan juga sudah mencapai Rp2 triliun atau urutan nomor 3 juga.
"Prevalensi orang terkena stroke juga tinggi karena setiap 2,5 dari 1.000 orang memiliki risiko terkena stroke. Dan kalau terkena stroke 15% bisa meninggal dan 65% cacat dan hanya 20% bisa recovery dengan sempurna," ujar Budi.
Kementerian Kesehatan siapkan rumah sakit di kabupaten dan kota harus bisa melayani pasien stroke. Budi mengatakan karena waktu semasa ia menjabat sebagai Direktur Bank Mandiri sempat kesulitan dan menunggu lama untuk mengantar ibu berobat stroke karena harus menunggu rumah sakit rujukan yang menyediakan CT Scan.
"Akibatnya golden hoursnya lewat, saya dengar ibu yang terkena iskemik stroke yang tingkat kematiannya rendah terlambat ditangani sehingga lumpuh bagian kaki dan tangan," katanya.
Dari situ dia mempelajari bahwa rumah sakit kabupaten dan kota di Indonesia tidak lengkap dalam hal fasilitas kesehatan. Ternyata di bawah 200 kabupaten/kota yang memiliki alat CT Scan waktu itu.
Sehingga Kementerian Kesehatan paksakan di 2024 ada 207 kabupaten/kota sudah memiliki Catheterization Laboratory (cathlab) dan diharapkan pada 2027 sebanyak 517 kabupaten/kota memiliki rumah sakit daerah atau pusat yang sudah memiliki Cathlab dan bisa intervensi non bedah untuk stroke.
"Ini juga membutuhkan dokter spesialis, sehingga kita berbicara dengan Kemendikbud-Ristek untuk memperbanyak spesialis yang dibutuhkan dan memberikan layanan dan dasar," pungkasnya. (OL-12)
Terkini Lainnya
Ini Makanan dengan Kandungan Kolagen Alami untuk Kulit dan Kesehatan Tubuh
Langsing Instan dengan Sedot Lemak Plus Pengencangan Kulit
750 Pelari Meriahkan éL Run 2024 di Kota Bandung
Manfaat Bedah Robotik untuk Mengatasi Kista dan Miom
Cegah Penyakit Jantung Koroner dengan Gaya Hidup Sehat
Gaya Hidup Sehat Cegah Penyakit Jantung Koroner
Menkes Sebut Aturan Turunan UU Kesehatan Rampung Agustus 2024
Tidak Setuju RUU POM, Menkes Nilai Pengawasan Obat sudah Komprehensif
Peningkatan Kualitas untuk Tingkatkan Ketahanan Keluarga dan Menurunkan Stunting
Apakah Dokter Asing merupakan Solusi Mengatasi Masalah Kesehatan?
Dirut BPJS: KRIS tidak Menghapus Sistem Kelas, tapi untuk Menstandarisasi Fasilitas Ruang Inap
Menkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Diketahui sejak Covid-19
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap