Jangan Takut, Biaya Perawatan Gigi tidak selalu Mahal
![Jangan Takut, Biaya Perawatan Gigi tidak selalu Mahal](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/11/94163fca3ab7296f7a8eabc047bafffe.jpg)
SEBAGIAN masyarakat menghindari pemeriksaan ke dokter gigi lantaran ongkosnya yang dianggap mahal. Padahal pembiayaan perawatan gigi bisa didiskusikan sejak awal.
Itu dikatakan dokter konservasi gigi Dr. drg. Dewi Anggraini Margono, Sp.KG, Subsp.KE(K). "Nomor satu, kalau pasien datang dengan keluhan sakit, dia harus pulang dengan tidak sakit. Kemudian dengan komponen biaya, biasanya itu kita bicarakan di awal," ujar lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia itu di sela-sela Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Konservasi Gigi Indonesia (SINI) V dengan tema From Scientific Evidence To Clinical Practice In Conservative Dentistry pada 11-13 November 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Jumat (11/11).
Ketua Ikatan Konservasi Gigi (Ikorgi) Cabang Jakarta Pusat itu mengatakan pembiayaan perawatan biasanya dibicarakan sejak awal ketika dokter memeriksa kondisi gigi pasien. Dokter pun akan memberikan beberapa solusi apabila biaya tidak ditanggung sepenuhnya oleh asuransi.
Menurut Dewi, saat ini BPJS Kesehatan sudah bisa digunakan untuk mengeklaim beberapa kasus gigi. "Kita sesuaikan dengan pasien. Bila bujetnya tidak mencukupi, bisa kita rujuk. Kita punya rumah sakit pendidikan yang bisa melayani pasien itu dengan biaya yang terjangkau tetapi dengan tidak mengurangi kualitas pelayanan," kata Dewi.
Perawatan saraf gigi atau saluran akar gigi memang tidak hanya dilakukan satu kali. Oleh karenanya sejak awal akan dibicarakan mengenai biaya dan juga waktu kunjungan. Dokter biasanya akan membuat perencanaan perihal tindakan yang perlu dilakukan kepada pasien untuk mengatasi keluhannya.
Namun, keputusan akhir selalu menjadi hak pasien untuk melanjutkan atau hanya sampai mengatasi rasa sakit. "Kita memang merencanakan perawatan ideal tetapi semua keputusan ada di tangan pasien, baik waktu maupun biaya," katanya.
Dewi juga mengatakan permasalahan gigi dapat mengganggu kondisi kesehatan secara holistik. Selain itu, rasa sakit pada gigi yang bermasalah dapat menurunkan produktivitas. "Rasa sakit itu kan menurunkan produktivitas kerja, umumnya dialami oleh orang-orang pada usia produktif. Makanya pertama kalau pasien datang kita hilangkan dulu sakitnya," ujar Dewi. (Ant/OL-14)
Terkini Lainnya
Tampil di Jazz Gunung Bromo 2024, Gigi Ubah Nama Band
Kolaborasi Edukasi Meningkatkan Kesadaran Gigi dan Mulut
Salah Kaprah dalam Menyikat Gigi
Mengenal 3 Keunggulan Transmisi Manual dan Otomatis dalam Kendaraan
Jaga Kesehatan Gigi Anak, Lakukan Deteksi Plak
Ini Bahaya yang Dapat Ditimbulkan Gigi Berlubang
Hindari Karies, Ajak Anak Rajin Sikat Gigi
Sensodyne Gandeng PDGI PENGWIL Jakarta Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Gigi dan Mulut
Quo Vadis Kolegium?
Ramadan Penuh Berkah, OMDC Berbagi Sedekah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap