visitaaponce.com

GNIK Dukung Program Indonesia Unggul

GNIK Dukung Program Indonesia Unggul
Kolaborasi Nasional menuju Indonesia Kompeten 2030(HO)

SEMUA organisasi profesi, pelajar, serta mahasiswa diajak untuk mendukung Program Indonesia unggul yang menargetkan 1 juta orang kompeten pada 2024. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pengarah Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) Yunus Triyonggo saat pembukaan Kolaborasi Nasional menuju Indonesia Kompeten 2030 di Bogor, Sabtu (26/11). 

Yunus mengatakan kegiatan ini merupakan platform terbuka bagi siapapun yang berkontribusi dalam program Indonesia Unggul. Ia mengatakan GNIK berperan dalam membangun kolaborasi menuju Indonesia Kompeten 2030 melalui pembentukan ekosistem Talenta Unggul dalam identifikasi, pengembangan, sebagai agen perubahan, dan jembatan antarberbagai pemangku kepentingan; pemerintah, praktisi industri dan akademisi di bidang MSDM

"Kontribusi GNIK dalam kegiatan ini dirupakan dalam jajak pendapat mendefinisikan Karakter Kepemimpinan Nasional Periode 2024–2029 yang  seyogyanya menjadi karakter calon pemimpin Indonesia masa depan dan akan mampu mengantarkan negara ini sebagai negara berkekuatan ekonomi nom0r 5 terbesar sesuai analisa salah satu Lembaga riset independen Internasional," jelasnya. 

Yunus menyampaikan, GNIK menargetkan enam tujuan untuk mendorong program Indonesia Kompeten. Pertama, memastikan keberlanjutan pengembangan sumber daya manusia melalui sertifikasi untuk 40.000 human capital profesional Indonesia. Kedua, mendorong kualitas angkatan kerja melalui program pemagangan nasional dan atau studi independen bersertifikat untuk 400 ribu pencari kerja, mahasiswa, dosen, atau ASN pada 2022 dan 2024.

Ketiga, mengundang partisipasi para pemangku kepentingan membangun daya saing nasional melalui program-program kolaborasi berskala nasional. Keempat, mempersiapkan kebutuhan dan kapasitas sumber daya manusia di sektor prioritas melalui industry transformation strategy (ITS), Job Future map (JFM), dan manpower plan (MP).

"Kelima, memastikan keselarasan antara kurikulum pendidikan nasional dengan persyaratan dan kebutuhan industri. Dan keenam menciptakan sinergi antara semua pemangku kepentingan yang terkait untuk bekerja sama mendorong daya saing sumber daya manusia nasional," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyampaikan bahwa meskipun kondisi ketenagakerjaan semakin membaik dengan angka pengangguran menurun ke 5,86%, namun Indonesiua masih harus menjawab peluang dalam menyambut puncak bonus demografi 2030. Menurut Menaker, tiga tantangan besar tersebut adalah rendahnya kualitas dan produktivitas angkatan kerja Indonesia, fenomena teknologi 4.0 yang berdampak besar pada pergeseran kebutuhan akan kompetensi dan keterampilan kerja serta instabilitas politik dan perkonomian yang mendorong dunia ke arah krisis pangan dan resesi ekonomi global yang pasti akan kita rasakan dampaknya di Indonesia. 

"Perlindungan dan pengakuan terhadap kompetensi sumber daya manusia kita ditunjukkan dengan adanya sertifikasi kompetensi. Sertifikat kompetensi juga memiliki manfaat yaitu sebagai alat untuk memudahkan rekrutmen pegawai, memudahkan penempatan dan penugasan serta memudahkan pengaturan penegmbangan karir dan diklat pegawai," jelasnya. 

Kolaborasi Nasional Menuju Indonesia Kompeten 2030 dihadiri sekitar 300 Direktur Manajemen se-Indonesia. Ketua Advisory Committee GNIK, Dr Achmad S. Ruky, MBA menyampaikan bahwa Top 300 HR leaders di Indonesia ini berkumpul untuk memberikan solusi bagaimana membangun SDM Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. "Sudah saatnyalah praktisi MSDM memikirkan lebih dari wilayah tanggjungjawabnya untuk kepentingan bangsa secara luas," jelasnya. (RO/OL-15) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat