visitaaponce.com

HIVAIDS Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan

HIV/AIDS: Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan
Ilustrasi.(AFP/Alexander Joe.)

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit sistem kekebalan tubuh karena infeksi retrovirus HIV. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

Infeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS atau stadium akhir dari infeksi HIV jika tidak segera ditangani. Jika pasien sudah berada pada tahap AIDS, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Gejala HIV

• Demam.
• Kedinginan.
• Ruam.
• Berkeringat di malam hari.
• Nyeri otot.
• Sakit pada tenggorokan.
• Mudah untuk lelah/lemas.
• Pembengkakan kelenjar getah bening.
• Sering sariawan.

Gejala AIDS

• Menurunnya berat badan secara signifikan.
• Demam berulang.
• Berkeringat pada malam hari dengan banyak.
• Merasakan lemas tanpa sebab.
• Diare selama seminggu lebih.
• Sakit pada mulut, anus, alat kelamin.
• Pneumonia.
• Bercak merah, cokelat, merah muda, atau keunguan pada/di bawah kulit/dalam mulut, hidung, kelopak mata.
• Kehilangan ingatan.
• Depresi dan gangguan neurologis lain.

Cara penularan HIV/AIDS

Proses penularan HIV dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. 

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS

1. Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman.
2. Menggunakan jarum suntik bersama-sama.
3. Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup.
4. Penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin.
5. Melakukan hubungan seksual yang berisiko baik homoseksual maupun heteroseksual.

Pencegahan HIV/AIDS

1. Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
2. Tidak berganti-ganti pasangan seksual.
3. Menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
4. Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik.
5. Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, terutama bagi anak remaja.

Pengobatan HIV/AIDS

Penderita harus segera mendapatkan pengobatan seperti terapi antiretroviral (ARV) untuk mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh. ARV dapat digunakan untuk ibu hamil agar mencegah penularan HIV ke janin. 

Pengobatan ARV harus dilakukan secara rutin dan diminum sesuai jadwal, di waktu yang sama setiap hari agar perkembangan virus dapat dikendalikan. Meskipun belum ada metode pengobatan yang dapat mengatasi HIV, ARV dapat membantu memperlambat perkembangan dari virus dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.

Diagnosis HIV/AIDS

Jika Anda merasa telah mengalami beberapa gejala di atas, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan penanganan. Pemeriksaan tersebut dilakukan di laboratorium dengan jenis pemeriksaan sebagai berikut.

1. Tes serologi.

a. Tes cepat (rapid test).
b. Tes Enzyme Immunoassay (EIA).

2. Tes virologis.

a. HIV DNA kualitatif (EID) digunakan untuk mendiagnosis keberadan virus pada bayi berumur kurang dari 18 bulan.
b. HIV RNA kuantitatif digunakan untuk memeriksa jumlah virus dalam darah. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat