visitaaponce.com

BKKBN dan TNI AD Gelar Pelatihan Optimalkan Peran Babinsa dalam Penurunan Stunting

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng TNI Angkatan Darat dalam percepatan penurunan prevalensi stunting. Kolaborasi itu dilakukan lewat Pelatihan Teknis Percepatan Penurunan Stunting bagi Tim Fasilitator Kodim se-Indonesia di Markas Besar TNI Angkatan Darat di Jakarta, Rabu (7/12). 

Pelatihan yang diikuti diikuti 716 peserta fasilitator di Komando Distrik Militer (Kodim) dari 12 Komando Daerah Militer (Kodam), itu mengoptimalkan peran Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam upaya pencapaian prevalensi stunting 14% pada 2024.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, setelah dilatih, para fasilitator itu akan memiliki kemampuan memfasilitasi dan melatih para Babinsa di Desa dalam pendampingan keluarga berisiko stunting di lini lapangan.

"“Energi positif yang dipancarkan dari Pak Kasad hingga Babinsa ini kekuatan yang luar biasa. Program Bapak Asuh Anak Stunting yang pertama kali dimulai dari Pak Kasad memberikan pengaruh besar kepada jajaran di daerah. Banyak bupati, gubernur berduyun-duyun minta dilantik sebagai Bapak Asuh Anak Stunting. Energi positif Pak Kasad memberikan berkah seluruh Indonesia,” ujar Hasto.

Hasto menyebutkan, 70 persen kasus anak stunting disebabkan karena faktor sensitif, yakni lingkungan rumah yang kumuh, sanitasi yang buruk dan ketiadaan air bersih, serta rumah yang tidak memiliki jamban.

“Faktor sensitif berperan 70 persen terhadap stunting, yaitu rumah yang kumuh yang akhirnya banyak kena TBC sehingga anak susah makan yang akhirnya berat badan tidak kunjung naik. Teman-teman dari jajaran TNI telah melakukan upaya-upaya perbaikan faktor sensitif di daerah-daerah,” kata Hasto. 

Baca juga : Wapres Minta Koordinasi Antarlembaga Dibenahi Untuk Capai ...

Faktor sensitif, kata Hasto, meliputi pola hidup bersih dan sehat. Sementara untuk faktor spesifik meliputi gizi seimbang dan vitamin pada anak.

Hasto menyebut, TNI AD telah banyak berperan langsung ke lapangan untuk menangani faktor sensitif tersebut. Dia mencontohkan, TNI AD telah membangun sumber air bersih dan jamban di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Hasto juga mengucapkan terima kasih kepada KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman beserta jajarannya yang telah bekerja keras membantu program percepatan penurunan stunting dengan target 14% yang dicanangkan pemerintah di tahun 2024 mendatang. 

Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Dudung Abdurachman menegaskan, prajurit TNI AD harus hadir apapun kesulitannya untuk bisa memberikan solusi dan kontribusinya bagi rakyat. 

Dia menyebut, kehadiran prajurit TNI AD harus memberikan dampak dimana pun berada. Misalnya pada saat pandemi Covid-19 yang berdampak langsung pada ekonomi keluarga, jajarannya bergerak membangun ketahanan pangan.

“Saat saya dikukuhkan menjadi Bapak Asuh Anak Stunting maka seluruh jajaran bergerak cepat. Kodam, Korem, Kodim sampai Danramil menjadi Bapak Asuh Anak Stunting sehingga pejabat-pejabat berdampingan secara langsung ditunjuk siapa yang jadi Bapak Asuh Anak Stunting sehingga mempercepat proses penurunan stunting,” kata Dudung. 

Terkait faktor sensitif yang menjadi 70% penyumbang kasus stunting, Dudung sepakat bahwa setiap remaja yang akan menikah wajib memeriksakan terlebih dahulu kesehatan fisiknya. Babinsa akan turun langsung ke lapangan untuk membantu BKKBN dalam pemeriksaan tersebut.

“Begitu juga sosialisasi maka Babinsa yang bisa sentuh masyarakat hingga ke pelosok serap ilmu dari BKKBN untuk sosialisasikan kepada masyarakat terutama anak muda yang melakukan pernikahan untuk cek kesehatan dulu,” ungkapnya.

Dudung menambahkan, saat ini pihaknya tengah membuat program baru yang dinamakan Babinsa Masuk Dapur Warga. Program ini dibuat salah satunya bertujuan untuk mendukung percepatan penurunan stunting nasional. Tidak hanya itu, TNI AD juga terus menggelar kegiatan-kegiatan ketahanan pangan seperti Manunggal Air dan Food Estate.

“Saya tekankan kepada seluruh jajaran Babinsa harus tau dimana ada warga yang hari ini tidak makan atau hari ini rumahnya masih bocor. Istilah saya, TNI AD harus turun gunung, kita harus membantu kesulitan-kesulitan masyarakat apapun kesulitannya dan TNI AD harus berdampak dimana dia bertugas dan berada,” ujarnya. (RO/OL-7) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat