visitaaponce.com

Ary Ginanjar Berbisnis Jangan Abaikan Nilai Kemanusiaan

Ary Ginanjar: Berbisnis Jangan Abaikan Nilai Kemanusiaan
Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian saat menghadiri HUT ke-51 Korpri(MI/HO)

PELAKU bisnis khususnya yang bergerak di sektor sumber daya alam diminta menjalankan bisnisnya secara bertanggung jawab dan jangan hanya memikirkan pengeksploitasian alam secara berlebih demi kepentingan ekonomi. Pasalnya, hal itu hanya akan membawa dampak sosial  yang berakibat munculnya dampak sosial yang luar biasa.

“Sejak pertama kali dicetuskan, kapitalisme berhasil mengelevasi kehidupan manusia ke taraf yang tidak pernah dicapai sebelumnya. Tetapi, publik kini memandang kapitalisme sebagai suatu praktik yang memiliki lebih banyak dampak negatif dibanding dampak positif,” kata Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian saat acara HUT Korpri  ke 51 di Jakarta kemarin.

Pada acara  yang dihadiri 7500 ASN  tersebut Ary mengungkapkan, David Korten, seorang professor dari  Harvard Business School David Korten, dalam bukunya When Corporations Rule the World (2015). Dalam bukunya, David menulis perusahaan seringkali dibutakan oleh keinginannya untuk meraih keuntungan finansial jangka pendek.

Dampaknya, kata Ary, terjadi penurunan kepercayaan pada para para kapitalis atau dunia korporasi. Edelman Trust Barometer 2020, sambung Ary, pernah melakukan survei terhadap lebih dari 34.000 orang di 28 negara di dunia, salah satunya Indonesia. 

“Perusahaan public relation dan pemasaran terbesar di dunia, melaporkan bahwa 56 persen orang menganggap bahwa kapitalisme memiliki lebih banyak dampak negatif dibanding dampak positif. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap para CEO hanya sebesar 51 persen,” ujarnya.

Menurut Ary, karena tanpa kesadaran akan makna mulia kehidupan serta nilai-nilai mulia atau spiritulitas, maka para pelaku bisnis hanya akan terus memikirkan keuntungan masing-masing serta mengabaikan dampak yang mereka berikan terhadap dunia.

“Berdasarkan survei Kemnaker pada akhir 2020, di Indonesia sebanyak 88 persen perusahaan yang terdaftar terdampak langsung oleh pandemi. Bagaimana membangkitkan dunia bisnis yang akan menggerakan perekonomian bangsa dengan tetap mengedepankan values dan meaning, ini merupakan tantangan,” tandasnya.

“Makanya, tak heran jika Presiden RI meluncurkan Core Values baru yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan, Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) bagi seluruh ASN dan juga AKHLAK di berbagai perusahaan BUMN."

Tujuannya BerAKHLAK itu, kata Ary, bagaimana perusahaan atau organisasi bukan lagi hanya memikirkan permasalahan ekonomi atau profit semata akan tetapi juga membangun jiwa, moral, dan karakter.   

"Jangan sampai bonus demografi Indonesia yang digadang-gadang akan mendatangkan berkah bagi bangsa malah sebaliknya menjadi musibah, diakibatkan kualitas generasi muda yang bermental lemah,” pungkasnya. (OL-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat