visitaaponce.com

Kerap Konsumsi Frozen Seafood, Apakah Sehat

Kerap Konsumsi Frozen Seafood, Apakah Sehat?
Isu yang beredar soal makanan beku yang tidak sehat sebenarnya disinformasi atau penyampaian informasi yang salah. (Ist/Istock)

DUNIA kerja yang menuntut serba cepat, membuat orang tak punya waktu lagi ke pasar setiap hari untuk membeli bahan pangan segar. Apalagi kini tersedia frozen food (makanan beku) yang tak hanya mudah didapat, tapi juga dijual dengan harga terjangkau.

Lalu muncul pertanyaan, apakah terlalu sering mengonsumsi frozen food akan berpengaruh terhadap kesehatan?

Menurut Co-Founder & Chief Sustainability Officer of Aruna, Utari Octavianty, isu yang beredar soal makanan beku yang tidak sehat sebenarnya disinformasi atau penyampaian informasi yang salah. 

"Informasi itu malah membuat masyarakat bingung. Mereka  selama ini tahunya semua makanan beku adalah sama," ujarnya dalam keterangan, Jumat (10/2).

Padahal, lanjut Utari, secara garis besar frozen food dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu makanan segar yang dibekukan dan produk makanan olahan siap saji yang dibekukan.

"Aeperti dinyatakan berbagai institusi kesehatan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi produk olahan siap saji memang tidak baik. Karena produk makanan olahan mengandung kalori yang tinggi dan banyak zat tambahan yang membahayakan kesehatan jika sering dikonsumsi," ujarnya.

Baca juga: Ini Tips Membekukan Buah dan Sayuran

Stigma itu berdampak terhadap makanan segar yang dibekukan, karena kebanyakan produk yang dijual di pasaran adalah produk olahan beku yang siap saji. 

"Masih banyak masyarakat belum tahu kalau frozen food itu dari produk pangan segar itu tetap bernutrisi dan menyehatkan," katanya.

Industri telah mengenal teknik pengawetan pangan yang sudah dipopulerkan secara komersial sejak tahun 1920-an.

Teknik itu bertujuan untuk mempertahankan kesegaran dan nutrisi, tanpa memberi zat tambahan. 

"Bahkan masyarakat adat suku Inuit di Kutub Utara sudah lama menggunakan teknik pembekuan tradisional agar mereka bisa menyimpan cadangan makanan lebih lama," katanya.

Mengutip pernyataan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM), Dr Penny Lukito, makanan yang dalam proses pendistribusiannya membutuhkan suhu -18°C mulai dari rantai distribusi hingga ke tangan konsumen, maka masuk kategori makanan beku.

Sedangkan makanan yang untuk sementara waktu disimpan pada suhu beku minimal -18°C untuk memperpanjang masa penyimpanan, itulah yang disebut makanan olahan siap saji seperti pada nugget, sosis, bakso, dan lainnya.

Ahli gizi juga sudah menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kandungan nutrisi yang terdapat pada makanan segar dibandingkan dengan makanan beku. 

Karena justru makanan segar yang mengalami proses pembekuan bertujuan untuk mempertahankan kesegaran dan kandungan gizi yang terkandung di dalamnya.

Sebaliknya, makanan yang tidak dibekukan bisa kehilangan nutrisi karena terpapar air, sinar matahari, dan suhu tinggi.

Karena itu, frozen seafood bisa dikonsumsi secara rutin. Apalagi, tak lama lagi ada peringatan Hari Valentine.

Momen tersebut bisa dimanfaatkan dengan memasak seafood yang tak hanya enak tapi juga bernutrisi tinggi.

Aruna belum lama ini masuk pasar frozen food dengan nama Seafood by Aruna yang tersedia di berbagai platform jual seafood online. Produk tersebut bisa menjadi solusi karena sudah bersih dan siap diolah.

Seafood by Aruna sebagai supplier seafood segar terpercaya sudah tidak perlu diragukan lagi karena sistem pembekuan yang dipakai bertujuan untuk mempertahankan kandungan nutrisi dari makanan laut yang menjadi favorit keluarga. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat