Pilih USG Payudara Atau Mammografi Ini Penjelasan Dokter
DOKTER spesialis penyakit dalam konsultan hemato-onkologi Jeffry Beta Tenggara menyarankan perempuan yang berusia sekitar 40 tahun melakukan USG payudara ketimbang mammografi, salah satunya karena struktur payudara.
"Pada saat usia muda, kelenjar air susu atau payudara lebih banyak dibandingkan lemak sehingga USG (payudara) lebih valid hasilnya dibandingkan mammografi," ujar Jeffry, dikutip Sabtu (11/2).
Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu menuturkan seiring usia, kelenjar air susu akan semakin berkurang dan digantikan lemak.
Baca juga: Rekonstruksi Payudara Bisa Tingkatkan Kualitas Hidup Penyintas Kanker
Oleh karena itu, mereka yang berusia 45 tahun ke atas lebih dianjurkan menjalani mammografi dibandingkan USG payudara, untuk mendeteksi misalnya pengapuran atau tanda awal terbentuknya kanker pada payudara.
Namun, pada banyak kasus, dokter bisa menyarankan perempuan melakukan pemeriksaan kombinasi antara USG dan mammografi, karena keduanya saling melengkapi.
"Kalau ada kecurigaan suatu kanker tidak ada satupun pemeriksaan yang bisa menggantikan selain biopsi, baru tegakkan diagnona kanker, baru penentuan stadium," ujar Jeffry.
Sementara, pada perempuan yang belum mencapai usia 40 tahun namun sudah mengalami masa pubertas, disarankan melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau Sadari.
Sadari bisa dilakukan tujuh hingga 10 hari setelah perempuan menstruasi untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
"Pegang sendiri (Sadari) ini yang paling mudah. Payudara berada di luar, berbeda dengan usus, paru itu di dalam. Artinya saat mandi, seharusnya setiap wanita bisa memegang sendiri, artinya bisa mendeteksi awal," tutur Jeffry.
Selain Sadari, para perempuan juga dapat menjalani pemeriksaan payudara klinis untuk membantu menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada payudara sendini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya.
Jeffry mengingatkan, kejadian kanker payudara saat ini tercatat dialami perempuan di usia belasan tahun.
Dia mengatakan, Sadari dan Sadanis tergolong pemeriksaan paling mudah yang dapat dilakukan para perempuan yang sudah pubertas, terutama bila ada riwayat kanker di keluarganya.
"Kalau ada riwayat (kanker payudara di keluarga) bisa meningkatkan awareness untuk lebih teliti mengenali diri sendiri terutama payudara. Kalau kita bisa temukan pada stadium yang awal, survival ratenya sangat tinggi dibandingkan dengan stadium empat," pungkas Jeffry. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
Kebakaran Hutan Ubah Logam Jadi Racun: Kromium Berbahaya Ditemukan di Udara Pasca Kebakaran
Stres dan Hobi Ngopi Berisiko Bikin Kondisi Tubuh Asam, Waspadai Penuaan Dini dan Kanker
Teknologi ABUS untuk Deteksi Dini Kanker Payudara
Dokter AS: Label Minuman Beralkohol Harus Cantumkan Peringatan Risiko Kanker
Alkohol Tingkatkan Risiko Kanker, Perlu Pembaruan Label Peringatan pada Minuman Beralkohol
Suka Makanan Bakar tapi Takut Kanker? Ini Solusinya
Ahli Sarankan Pentingnya Deteksi Kanker Payudara untuk Perempuan Usia 40 Tahun ke Atas
Perhatian! Perempuan Berusia 35 Tahun ke Atas Harus Pintar Mengelola Berat Badan Agar Terhindar dari Penyakit Ini
Berapa Lama Pasien Bisa Hidup dengan Kanker Payudara Stadium 4?
Mengenali Gejala dan Ciri-ciri Kanker Payudara yang Kerap Tidak Disadari pada Tahap Awal
UN dan Buku Teks\
Tantangan Internalisasi Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Apa Susahnya Membereskan Masalah Hasto?
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
Dokter Buruh
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap