visitaaponce.com

Obesitas Tingkatkan Risiko Kanker

Obesitas Tingkatkan Risiko Kanker
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Faizal Drissa Hasibun menyarankan orang-orang jangan sampai mengalami obesitas demi mencegah terkena kanker di kemudian hari.

"Hindari pola makan tak sehat, jangan sampai muncul sindrom metabolik seperti obesitas. Itu awal langkah buruk untuk risiko kanker," kata Faizal dalam sebuah diskusi kesehatan yang digelar daring, Jumat (3/3).

Menurut Kementerian Kesehatan, kondisi obesitas ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas 27 yang didapatkan dari hasil membagi antara berat badan dalam satuan kilogram dibagi tinggi badan dalam satuan meter dan dikuadratkan.

Baca juga: Atasi Obesitas dengan Dorong Pemahaman dan Ubah Stigma di Masyarakat

Selain pengukuran IMT, ada juga penghitungan menggunakan lingkar perut untuk menunjukkan obesitas sentral. Laki-laki dikatakan obesitas sentral bila lingkar perutnya lebih dari 90 cm, sementara perempuan di atas 80 cm.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengaitkan obesitas dengan risiko lebih tinggi terkena 13 jenis kanker antara lain di tiroid, payudara, hati, ginjal, dan usus. 

Menurut CDC, obesitas dapat menyebabkan perubahan dalam tubuh yang membantu menyebabkan kanker. Perubahan ini dapat mencakup peradangan yang bertahan lama dan kadar insulin yang lebih tinggi dari normal.

Baca juga: Obesitas di Perkotaan Lebih Tinggi

Oleh karena itu, demi mencegah tubuh agar tidak sampai terkena obesitas, pola hidup sehat termasuk memperhatikan asupan makanan sehat dan gaya hidup aktif menjadi penting.

Faizal mengingatkan masyarakat untuk mengurangi makanan berlemak dan menerapkan diet sehat dan seimbang termasuk memilih makanan segar, memperbanyak asupan buah dan sayur karena makanan ini mengandung serat guna mencegah menempelnya zat-zat jahat yang bisa diserap usus.

"Beberapa makanan mengandung pewarna, pengawet sering komposisinya zat karsinogenik, itu mesti hati-hati. Penggunaan minyak goreng berulang sampai hitam itu bisa menimbulkan risiko kanker," kata Faizal.

Baca juga: Obesitas Bisa Tingkatkan Sindrom Metabolik Pemicu PTM

Dia juga mengatakan minuman beralkohol yang menjadi salah satu momok yang meningkatkan risiko kanker lambung, hati dan leher.

Di sisi lain, menghindari asap rokok dan kebiasaan merokok, aktif bergerak dan meminimalisir stres juga dapat menjadi cara mencegah kanker.

"Bila duduk dua jam harus melakukan gerak kecil 15 menit. Hal itu bisa mengurangi risiko terkena kanker 15% - 27%, minimalisir stres, ibadah membantu menenangkan pikiran dan diri, menekan stres," pungkas Faizal. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat