Gambut Rentan Terbakar saat Kemarau Panjang, BRGM Minta Semua Pihak Waspada
TIM dari Pantau Gambut Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) mengingatkan bahwa ekosistem gambut rentan terbakar pada musim kemarau panjang. Tahun ini, prediksi BMKG akan lebih kering daripada tahun kemarin.
Kepala BRGM, Hartono mengatakan perlu kesiapsiagaan semua pihak. KemenkoPolhukam dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah melakukan rakor kesiap siagaan karhutla 2023.
"Target 1,2 juta hektar yang diberikan Presiden kepada BRGM, dilaksanakan khusus di gambut rusak di areal non konsesi (lahan milik masarakat dan hutan negara). Sampai dengan akhir tahun 2022, sudah terealisir 586.000 hektar. Tahun 2023 ini kami mentargetkan tambahan luas 300.000 hektar bisa direstorasi," kata Hartono saat dihubungi pada Sabtu (4/3).
Hartono menjelaskan, di areal gambut yang dikelola konsesi pemegang ijin konsesi (HGU dan HTI) melaksanakan restorasi gambut rusak di areal kerja masing-masing. Sampai dengan th 2022 area gambut konsesi yg telah direstorasi lebih dari 3,6 juta hektar.
"Propinsi prioritas restorasi gambut ada 7, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Papua. Kendala yang dihadapi perlu insentif bagi masyarakat agar mau melanjutkan upaya pengolahan lahan tanpa membakar. Minimal untuk meringankan biaya pengolahan lahan," tegasnya.
Anggaran untuk restorasi gambut tahun 2023 sebesar 304 Miliar. BRGM bersama dengan KLHK dan Satgas Karhutla di 7 provinsi prioritas membuat persiapan lapangan mengantisipasi terjadinya karhutla gambut.
Kegiatan yang dilakukan antara lain melakukan pemantauan tinggi muka air tanah melalui 153 stasiun pemantau dalam sistem SIPALAGA dan menginfornasikan kepada gubernur dan satgas karhutla daerah, melakukan pemeliharaan dan perbaikan sekat kanal dan sumur bor yang telah dibangun agar gambut tetap basah, bekerjasama dengan BRIN, BMKG dan Satgas Karhutla dalam teknologi modifikasi cuaca (tmc/hujan buatan) untuk membasahi KHG prioritas yang terpantau kekeringan, memfasilitasi dan menggerakkan pokmas-pokmas peduli api untuk melakukan patroli rutin dan upaya pemadaman dini, dan terus melanjutkan sosialisasi dan edukasi kepada stakeholders pentingnya pengolahan lahan tanpa bakar sebagi upaya pencegahan karhutla. (H-2)
Terkini Lainnya
BRIN Kembangkan Teknologi Pengolahan Air Gambut Jadi Air Layak Minum
SDM dan Anggaran jadi Masalah Konservasi di Indonesia
Karhutla 2024 Meningkat 55% Dibanding Tahun Lalu
Karhutla Kembali Hanguskan Lahan Gambut di Kampar Riau
Jokowi dan PM Jepang Kishida Bahas Perubahan Protokol IJEPA
APP Sinar Mas Siap Jalani Kewajiban Dukung FOLU NET Sink Indonesia 2030
Upaya Wilmar Ikut Lindungi Lanskap Aceh Bagian Selatan
Rumput Purun pun Jadi Tas Cantik
Kebakaran Hutan Ekstrem Melanda Riau, Sangat Mudah Terbakar
Ini 5 Inisiatif Indonesia dalam Pertemuan Lingkungan Sedunia
GALAAG dan TNI Siaga Tanggulangi Kebakaran Pulau Rupat
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap