visitaaponce.com

40 Persen Warga Jakarta Obesitas

40 Persen Warga Jakarta Obesitas
Ilustrasi(Freepik)

KETUA Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 40% penduduk Jakarta berusia 15 tahun ke atas, saat ini, mengalami obesitas sentral.

"Di data Riskesdas kan sekitar 40%, mungkin sekarang sudah lebih. Sebanyak 40% orang di Jakarta usia 15 tahun ke atas itu buncit, obesitas sentral. Obesitas sentral lebih berbahaya ketimbang obesitas yang biasa, karena visceral fat. Hal itu terkait dengan diabetes, hipertensi, dan seterusnya," ungkap Piprim, dikutip Jumat (17/3).

Dia mengatakan, saat ini, obesitas pun sudah menjadi epidemi di dunia. Mayoritas segala usia juga dapat mengidap obesitas. 

Baca juga: Kelainan Genetik Bisa Sebabkan Obesitas pada Anak

Tidak hanya di Indonesia, Piprim pun mengambil contoh kasus obesitas di Eropa. Dia memaparkan pada 2001, tingkat obesitas hanya sekitar 1%, namun pada 2016 meningkat menjadi 11%.

"Di Indonesia pun nggak jauh beda. Obesitas kita kan anak-anak itu sekitar 10% sampai 11%. Jadi nggak jauh beda dengan negara-negara lain. Lagi-lagi obesitas sama diabetes dan sindrom metabolik itu bagaikan satu paket gitu," jelasnya.

Lebih dalam, Piprim juga mengingatkan obesitas juga bisa menimbulkan risiko penyakit ganas lainnya seperti stroke, penyakit ginjal, hingga kanker. 

Baca juga: Kasus Obesitas Anak Naik, ini Penyebab dan Pencegahannya

Oleh sebab itu, dia mengimbau agar masyarakat menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat untuk menghindari kondisi tersebut.

"Diabetes dan sindrom metabolik itu adalah penyakit akibat new lifestyle diseases. Penyakit akibat gaya hidup baru. Gaya hidup westernisasi sebenarnya. Karena penyakitnya karena gaya hidup, pencegahannya pun lewat gaya hidup. Misalnya pola makan, kedua olahraga, pola gerak," kata Piprim.

"Jadikan olahraga menjadi kebutuhan bagi seluruh anggota keluarga. Jadi di mana-mana harusnya ada fasilitas olahraga. Di Puskesmas, di sekolah, biar anak-anak itu bergerak. Bisa juga mengikutkan anak-anak di klub-klub olahraga. Kemudian, tidur juga harus cukup. Karena tidur ini bisa berkaitan dengan sindrom metabolik yang lain," lanjutnya.

Tidak hanya itu, Piprim juga mengimbau agar usia remaja ke atas bisa dikenalkan dengan istilah intermitten fasting. Sebab, hal itu baik untuk menghindari generasi muda makan secara berlebih. Kemudian generasi muda juga disarankan bisa mengelola stres dengan baik.

"Happiness, ada kebersamaan dengan teman-temannya. Jangan sampai ada merasa kesepian, terasing. Ini juga berbahaya. Oleh karena itulah kegiatan-kegiatan komunitas, sepedaan bareng, main-main bareng itu sangat penting buat gaya hidup sehat," pungkas Piprim. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat